Donald Trump Bakal Tarik AS Keluar Lagi dari Perjanjian Iklim Paris, Bersiap Darurat Nasional Energi

Donald Trump akan menarik AS dari Paris climate agreement atau Perjanjian Iklim Paris, saat kebakaran yang dipicu perubahan iklim melanda California Selatan, menyusul tahun terpanas di dunia yang pernah tercatat saat dua badai besar — ​​Helene dan Milton — melanda wilayah Tenggara.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 21 Jan 2025, 08:21 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2025, 02:27 WIB
Donald Trump dan Melania di pelantikan presiden ke-47 AS. (AP)
Donald Trump dan Melania di pelantikan presiden ke-47 AS. (AP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Washington D.C - Donald Trump akan menarik AS keluar dari Paris climate agreement atau Perjanjian Iklim Paris dan mempromosikan bahan bakar fosil.

CNN yang dikutip Selasa (21/1/2025) menyebut bahwa Presiden Donald Trump akan menandatangani tindakan hari Senin (20/1) waktu setempat, yang memperkuat niatnya untuk membalikkan kemajuan iklim dan energi bersih Amerika dan menggandakan bahan bakar fosil.

Tindakan hari pertama Presiden ke-47 AS ini terjadi saat kebakaran yang dipicu perubahan iklim melanda California Selatan, menyusul tahun terpanas di dunia yang pernah tercatat saat dua badai besar — ​​Helene dan Milton — melanda wilayah Tenggara.

Dalam pidato pelantikan Donald Trump, disebutkan bahwa ia akan mengumumkan "darurat energi nasional," meskipun Amerika Serikat saat ini memproduksi lebih banyak minyak daripada negara lain.

Langkah Donald Trump  bermaksud untuk merampingkan perizinan dan meninjau peraturan yang "memberikan beban yang tidak semestinya pada produksi dan penggunaan energi, termasuk penambangan dan pemrosesan mineral non-bahan bakar," menurut daftar prioritas dari kantor pers Trump. Ia juga disebut bermaksud untuk mengambil tindakan untuk mengakhiri penyewaan lahan dan air untuk energi angin.

Pengumuman upaya Donald Trump itu di tengah ironi awal bulan ini bahwa para ilmuwan mengumumkan untuk pertama kalinya planet Bumi menembus 1,5 derajat Celsius pemanasan global tahun 2024 lalu — sebuah patokan signifikan yang telah diperingatkan para ahli yang meneliti titik kritis Bumi agar dihindari oleh manusia, dan tujuan yang dicita-citakan oleh para pemimpin dunia ketika mereka menandatangani Perjanjian Iklim Paris pada tahun 2015.

Adapun melebihi 1,5 derajat, krisis iklim yang disebabkan oleh manusia — yang dipicu oleh polusi bahan bakar fosil yang memerangkap panas — mulai melampaui kemampuan manusia dan alam untuk beradaptasi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya