Hidayat Nur Wahid: Indonesia Terbentuk dari Kebersamaan Kaum Muda

Hidayat Nur Wahid: Kebersamaan dan Kenegarawanan Perlu Dihadirkan Kembali

oleh Cahyu diperbarui 02 Nov 2017, 19:25 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2017, 19:25 WIB
Hidayat Nur Wahid
Hidayat Nur Wahid: Kebersamaan dan Kenegarawanan Perlu Dihadirkan Kembali

Liputan6.com,Yogyakarta Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, membuka dan menjadi narasumber dalam diskusi kebangsaan bersama Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Universitas Gadjah Mada di Auditorium Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta, Kamis (2/11/2017). Ia mengungkapkan pentingnya menghadirkan kebersamaan dan kenegarawanan di tengah menguatnya perbedaan-perbedaan saat ini.

Hidayat mengatakan bahwa Indonesia terbentuk dari dialektika kebersamaan dan relasi dari kaum muda terpelajar.

"Merekalah (kaum muda terpelajar itu) yang menyelamatkan dan tidak membuat Indonesia terpecah," ujarnya.

Hidayat merujuk peran kaum muda terpelajar pada saat ikrar Sumpah Pemuda tahun 1928. Para pemuda terpelajar dari berbagai daerah menyepakati satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.

Menurutnya, kaum muda terpelajar itulah yang mendorong kebersamaan dan persatuan Indonesia. Kaum muda terpelajar itu berasal dari berbagai daerah seperti Jong Ambon, Jong Java, Jong Sumatra, Jong Celebes.

"Mereka beragam tetapi bisa menyepakati tentang nusa, bangsa, dan bahasa Indonesia," ucap Hidayat.

Kebersamaan dan kenegarawanan kaum muda terpelajar, lanjutnya, juga tercermin dalam sidang dan rapat BPUPKI, Panitia Sembilan, dan PPKI ketika membahas dasar negara. Dalam sidang dan rapat anggota BPUPKI, Panitia Sembilan, dan PPKI tidak mempertajam konflik.

"Mereka adalah kaum muda terpelajar. Bung Karno, Bung Hatta, dan lainnya. Meski beragam, dengan kenegarawanan para founding fathers dan founding mothers bisa menyepakati Pancasila sebagai dasar negara," kata Hidayat.

"Pancasila diterima dalam konteks kenegarawanan yang luar biasa. Mereka tidak menghadirkan ego sektoral dan ego intelektual tetapi melahirkan ego kebersamaan," tambahnya.

Para founding fathers dan founding mothers, lanjut Hidayat, mementingkan kebersamaan dan persatuan supaya bangsa Indonesia tidak pecah. Ini terlihat dari diakomodasinya kepentingan perwakilan Indonesia timur berkaitan dengan penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta.

Sosialisasi Empat Pilar MPR, kata dia, adalah dalam rangka menyegarkan dan mengingatkan kembali bagaimana sejarah telah menunjukkan pentingnya kebersamaan dan kenegarawanan.

"Kenegarawanan dan kebersamaan penting untuk dihadirkan kembali saat ini di tengah menguatnya perbedaan," ujar Hidayat.

 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya