Hidayat Nur Wahid: Hindari Situasi Saling Curiga

Dia mengatakan, jangan ada elemen yang takut terhadap Islam karena khawatir tak setuju dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Feb 2018, 20:55 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2018, 20:55 WIB
Hidayat Nur Wahid
Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid meminta semua pihak tidak terjebak dalam suasana saling curiga karena akan memberikan pengaruh buruk terhadap kehidupan nasional.

Berbicara dalam acara sosialisasi empat pilar MPR RI di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Hidayat Nur Wahid mengatakan, untuk mencegah suasana seperti itu, maka upaya memberikan pemahaman tentang peran setiap elemen bangsa dilakukan melalui salah satunya adalah sosialisasi konsep empat pilar.

"Setiap elemen bangsa memiliki peran yang penting dalam mencapai kemerdekaan, termasuk kalangan ulama dan santri," ujar dia seperti dikutip Antara, Minggu (4/2/2018).

Karena itu, Hidayat Nur Wahid mengatakan jangan sampai ada pengertian bahwa ada elemen takut kepada keindonesiaan.

Demikian pula sebaliknya, jangan ada elemen yang takut terhadap Islam karena khawatir tak setuju dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Maka penting untuk memahami relasi umat Islam dan NKRI, tidak ada yang phobia pada negara bila memahami itu. Juga di lain pihak jangan Islamophbia, karena tidak paham dengan peran dalam kemerdekaan Indonesia," kata Hidayat.

Puji Jokowi

Hidayat Nur Wahid
Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

Sebelumnya, politikus PKS Hidayat Nur Wahid memuji aksi Jokowi menjadi imam salat dan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menjadi makmumnya. Menurut Wakil Ketua MPR RI itu, apa yang dilakukan Jokowi adalah hal yang luar biasa.

"Satu hal yang luar biasa, Presiden RI ada yang kedua kali datang ke Kabul, Afghanistan, dan jadi imam, dan melakukan fungsinya dengan baik. Ini satu hal yang sangat inspiratif," ucap Hidayat di Jakarta, Selasa 30 Januari 2018.

Karena itu, dia berharap apa yang dilakukan Jokowi bisa mempererat hubungan kedua negara. Karena hal itu bisa saja membekas bagi Afghanistan.

"Dengan fungsi Beliau menyatukan dan jadi imam bahkan makmumnya Presiden Afghanistan dan sebagainya, mudah-mudahan akan membekas tentang betapa seorang pemimpin tetap hamba Allah yang melakukan salat, jadi imam dan diikuti," tutur Hidayat.

Dia pun berharap, cara seperti Jokowi ini terus dijaga. Sehingga bisa memperlihatkan sosok seorang kepemimpinan yang ingat salat.

"Karenanya mudah-mudahan sifat semacam ini tetap terjaga dan menghadirkan kepemimpinan yang sesuai kepemimpinan seorang imam dalam salat," Hidayat memungkas.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya