Ketika Jokowi Bergaya Jadi Wartawan di Hari Pers Nasional 2018

Jokowi meminta salah satu wartawan untuk naik ke panggung dan berperan menjadi presiden.

oleh Ilyas Istianur PradityaNafiysul Qodar diperbarui 09 Feb 2018, 12:27 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2018, 12:27 WIB
Presiden Jokowi Buka Raker Kemendag 2018 di Istana Negara
Presiden Jokowi memberi sambutan saat rapat kerja Kemendag 2018 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/1). Dalam Sambutannya Jokowi meminta agar perdagangan Indonesia harus bisa bersaing dan tembus pasar international. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Padang - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghadiri puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2018 di Padang, Sumatera Barat, hari ini (09/02/2018). Ada hal menarik yang dilakukan Presiden Jokowi dalam puncak acara HPN 2018.

Dalam sambutannya, Jokowi tidak memberikan berbagai arahan atau wejangan seperti yang umumnya dilakukan seorang kepala negara di setiap acara. Di panggung, Jokowi ingin justru ingin menjadi wartawan. Untuk itu, dirinya meminta salah satu wartawan naik ke panggung dan berperan menjadi dirinya.

Salah satu wartawan senior dari Surabaya, Yusri Nur Raja Alam, akhirnya ditunjuk Jokowi dari sekian wartawan yang tunjuk tangan.

"Saya itu kalau di Istana sering di-doorstop 80-90 wartawan. Pertanyaannya tidak satu, banyak sekali dan sulit-sulit semua. Tembak langsung pada saat kita sering tidak siap. Maka sekarang gantian, saya jadi wartawannya, Pak Yusri jadi presiden," kata Jokowi, Jumat (9/2/2018).

Menjawab tantangan itu, Yusri pun dengan senang hati bergaya seperti presiden. "Ya, ada apa, apa yang mau ditanyakan?" ucap dia kepada Jokowi.

"Bapak kan punya menteri 34, menteri mana yang menurut Bapak paling penting?" tanya Jokowi.

"Sebenarnya semua penting, tapi yang paling penting yang membuat Presiden nyaman," balas Yusri.

"Yang jelas Pak, to the point saja jangan muter-muter," tanya Jokowi lagi.

"Menteri yang urusin wartawan. Menteri Kominfo. Supaya semua informasi tersampaikan dari desa hingga ke kota," jawab Yusri di depan Jokowi.

 

 

Pertanyaan soal Media

20170209-Presiden Jokowi Hadiri Puncak HPN 2017 di Ambon-Maluku
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan pada acara puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2017 di Ambon, Maluku, Kamis (9/2). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Tak puas dengan satu pertanyaan, Jokowi yang sebagai wartawan pun kembali melontarkan pertanyaan ke dua.

"Saya itu suka jengkel, sebel, wartawan itu kalau nanya awal-awalnya enak, tapi di tengah-tengah suka nanya yang sulit. Sekarang saya tanya ke Pak Yusri yang sebagai presiden, media apa yang menurut Pak Presiden menyebalkan?" tanya Jokowi.

"Saya itu paling sebel sama media abal-abal," jawab Yusri.

"Enggak ada, di Istana itu enggak ada media abal-abal, semua jelas dan terdaftar. Jadi sebut saja media apa. Teve boleh, koran boleh, online boleh," tambah Jokowi.

"Yang paling menyebalkan itu Rakyat Merdeka," balas Yusri.

Melihat jawaban Yusri, Jokowi pun tertawa dan menimpalinya dengan curhatan dia.

"Pak Yusri ini kok blak-blakan sekali. Kok ya pas seperti perasaan saya selama ini. Sama persis. Lalu, kenapa Rakyat Merdeka?" Jokowi pun melanjutkan pertanyaannya.

"Karena kalau semua rakyat merdeka itu kan susah pimpinannya. Pasti kan tidak semua bisa merdeka, merdeka itu kan ada aturannya," jawab Yusri.

Mendengar jawaban Yusri, Presiden dan para peserta HPN 2018 pun memberikan tepuk tangan.

Presiden Jokowi pun kemudian mempersilakan Yusri mengambil sepeda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya