Liputan6.com, Jakarta Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Salahuddin Wahid atau Gus Solah, mengatakan, politisasi agama boleh dilakukan selama untuk kepentingan bangsa.
"Tetapi kalau politisasi agama ini untuk kepentingan perorangan, kelompok, dan partai politik, itu yang tidak diperbolehkan," kata Gus Solah dalam seminar tentang Perspektif KH Hasyim Asy'ari dan KH Ahmad Dahlan Terhadap Politisasi Agama di Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sabtu (31/3/2018).
Pengasuh Pesantren Tebuireng di Jombang itu mengatakan, pada masa lalu tokoh-tokoh ulama NU sudah mewajibkan pemuda muslim untuk ikut berperang membela negara.
Advertisement
"Pada saat itu para ulama memfatwakan agar pemuda membantu Tentara Indonesia melawan pasukan sekutu. Akhirnya sekutu yakni Inggris kalah. Itu namanya politisasi agama yang positif," katanya seperti dikutip dari Antara.
Gus Solahmenambahkan bahwa suatu negara tidak bisa lepas dari mempolitikkan agama dan mengagamakan politik.
Diskusikan Bersama
"Kalau sekarang beda, banyak kejadian pihak tertentu memakai ayat untuk kepentingan kekuasaan sekelompok orang, ini yang tidak boleh," ujar Gus Solah.
Dia berharap pihak-pihak terkait bisa duduk bersama untuk mendiskusikan politisasi agama seperti apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan.
"Mumpung ini menjelang pilkada, tetapi kalau pilkada isu seperti ini tidak terlalu terasa. Biasanya yang sangat terasa saat menjelang pileg dan pilpres," katanya.
Advertisement