BMKG: Meski Kemarau, Cuaca Sebagian Wilayah Indonesia Masih Peralihan

Menurut Kepala BMKG Dwikorita, fenomena Madden Julian Oscilation (MJO) ini memengaruhi meningkatnya suplai uap air.

oleh Yunizafira Putri Arifin Widjaja diperbarui 29 Apr 2018, 15:47 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2018, 15:47 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Bali
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Bali

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa sejak beberapa hari yang lalu hingga saat ini, terjadi fenomena aktif aliran massa udara basah yang dikenal dengan fenomena Madden Julian Oscilation (MJO) basah.

Menurut Kepala BMKG Dwikorita, fenomena ini memengaruhi meningkatnya suplai uap air, yang ikut membentuk awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat hingga tengah. Ini menyebabkan, masih ada wilayah Indonesia yang masih berada dalam masa peralihan, dari musim hujan ke musim kemarau.

"Sejak beberapa hari lalu hingga saat ini, telah terjadi fenomen MJO basah. Meskipun sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, wilayah lainnya masih berada dalam masa peralihan," ujar Dwikorita di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (29/4/2018).

Dia menuturkan, masa transisi musim ini biasanya ditandai dengan potensi bertumbuhnya awan-awan konvektif lokal yang dapat mengakibatkan hujan lebat, angin kencang, dan puting beliung juga kilat atau petir.

Sebagai contoh, munculnya angin kencang dan puting beliung yang terjadi di Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta pada 24 April lalu yang telah memorakporandakan rumah warga.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Pejabat Daerah Sumsel Dilarang Bepergian Selama Musim Kemarau
Lahan perkebunan warga Kabupaten OKI Sumsel yang terbakar ditanami tumbuhan Jelutung (Liputan6.com / Nefri Inge)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya