Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima pengemudi truk di Istana Negara, Jakarta. Salah satu pengemudi truk yang hadir adalah Agus Yuda.
Agus Yuda merupakan warga Sidoarjo, Jawa Timur. Dia rela berjalan kaki selama 26 hari dari Mojokerto, Jawa Timur menuju Jakarta untuk menemui Jokowi.
"Saya meninggalkan Mojokerto tanggal 8 April, masuk Jakarta tanggal 4 Mei," ungkap Agus kepada di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (8/5/2018).
Advertisement
Saat tiba di Istana Negara, Agus mengenakan batik warna merah. Di hadapan Jokowi, dia menyampaikan aksi premanisme dan pungutan liar (pungli) yang dialaminya saat bekerja.
"Masih ada pungli dan premanisme," kata Agus.
Pria yang mengendarai truk dengan rute khusus kawasan Jawa Timur ini mengatakan, pelaku pungli tidak hanya seorang preman namun juga ada yang berasal dari kepolisian dan dinas perhubungan.
Oknum Polisi
Akan tetapi yang lebih banyak meminta uang kepada pengemudi truk adalah oknum polisi.
"Oknum polisi paling banyak. Bisa sampai Rp 100 ribu sekali melintas," jelasnya.
Agus berharap, Jokowi bisa membersihkan praktik premanisme dan pungli di jalanan agar pengemudi truk bisa bekerja dengan aman. Selama ini, para pengemudi truk kebingungan menghadapi para preman dan oknum polisi yang melakukan pungli. Laporan yang disampaikan kepada Polsek maupun Polres setempat tidak pernah ditindaklanjuti.
"Intinya, kami semua angkutan barang, meminta kepada pemerintah, berikan rasa aman dan nyaman saat mendistrbusikan barang karena kami driver ini sebagai tulang punggung pemerintah, tanpa kami pendistribusian tidak smpe masyarakat," kata dia.
Â
Reporter: Titin Supriatin
Sumber: Merdeka.com
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement