Cerita Agus Yuda Rela Jalan Kaki 26 Hari Demi Bertemu Jokowi

Saat tiba di Istana Negara, Agus mengenakan batik warna merah. Di hadapan Jokowi, dia menyampaikan aksi premanisme dan pungutan liar (pungli) yang dialaminya saat bekerja.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Mei 2018, 11:22 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2018, 11:22 WIB
Jokowi Dengar Curhat Sopir Truk di Istana
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyapa perwakilan sopir truk se-Indonesia saat melakukan audiensi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (8/5). Jokowi menerima aduan dari sopir truk terkait premanisme hingga pungli di jalan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima pengemudi truk di Istana Negara, Jakarta. Salah satu pengemudi truk yang hadir adalah Agus Yuda.

Agus Yuda merupakan warga Sidoarjo, Jawa Timur. Dia rela berjalan kaki selama 26 hari dari Mojokerto, Jawa Timur menuju Jakarta untuk menemui Jokowi.

"Saya meninggalkan Mojokerto tanggal 8 April, masuk Jakarta tanggal 4 Mei," ungkap Agus kepada di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (8/5/2018).

Saat tiba di Istana Negara, Agus mengenakan batik warna merah. Di hadapan Jokowi, dia menyampaikan aksi premanisme dan pungutan liar (pungli) yang dialaminya saat bekerja.

"Masih ada pungli dan premanisme," kata Agus.

Pria yang mengendarai truk dengan rute khusus kawasan Jawa Timur ini mengatakan, pelaku pungli tidak hanya seorang preman namun juga ada yang berasal dari kepolisian dan dinas perhubungan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Oknum Polisi

Jokowi dan Supir Truk
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima pengemudi truk di Istana Negara, Jakarta. Salah satu pengemudi truk yang hadir adalah Agus Yuda. (dok. Merdeka.com/Titin)

Akan tetapi yang lebih banyak meminta uang kepada pengemudi truk adalah oknum polisi.

"Oknum polisi paling banyak. Bisa sampai Rp 100 ribu sekali melintas," jelasnya.

Agus berharap, Jokowi bisa membersihkan praktik premanisme dan pungli di jalanan agar pengemudi truk bisa bekerja dengan aman. Selama ini, para pengemudi truk kebingungan menghadapi para preman dan oknum polisi yang melakukan pungli. Laporan yang disampaikan kepada Polsek maupun Polres setempat tidak pernah ditindaklanjuti.

"Intinya, kami semua angkutan barang, meminta kepada pemerintah, berikan rasa aman dan nyaman saat mendistrbusikan barang karena kami driver ini sebagai tulang punggung pemerintah, tanpa kami pendistribusian tidak smpe masyarakat," kata dia.

 

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya