4 Langkah Polri Tangani Anak Bomber Surabaya

Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin menyatakan, penanganan anak teroris yang selamat tidak kalah kompleksnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mei 2018, 09:04 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2018, 09:04 WIB
Pengetatan keamanan pascateror bom di Surabaya
Pengetatan keamanan di Polres Tangerang pascateror bom di Surabaya. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Surabaya - Rentetan bom di Surabaya dan Sidoarjo menyisakan pekerjaan rumah bagi Polri. Selain menuntaskan kasus dengan mengejar dan menangkap jaringan pelaku, anak-anak selamat yang diajak orangtuanya melakukan bom bunuh diri juga membutuhkan perhatian khusus.

Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin menyatakan, penanganan anak teroris yang selamat tidak kalah kompleksnya. Setelah menyembuhkan luka fisiknya, tugas besar selanjutnya adalah menyembuhkan psikisnya.

"Treatment tersendiri termasuk untuk anak dari pelaku di Poltabes yang diselamatkan itu. Kemarin sudah datang dari Jakarta, KPAI dan Komnas Perlindungan Anak sudah datang ke sini, diskusi bagaimana ke depannya," kata Irjen Machfud Arifin, Surabaya, Kamis, 17 Mei 2018.

Tahapan yang akan dilakukan, khusus terhadap AIS (8) setelah luka fisiknya dinyatakan sembuh adalah upaya menghilangkan traumati. Traumatik center akan berjalan, baik trauma ledakan maupun treatment kejiwaan.

"Langkah ketiga adalah memberikan pemahaman terhadap Islam yang benar terhadap anak-anak yang bersangkutan," jelasnya.

"Pengisian keagamaan yang benar. 'Jangan dibilang bapaknya sudah masuk surga, karena berjuang' kan enggak bener, teringat terus," ucap Machfud.

Tahapan selanjutnya, dia mengungkapkan, akan menyerahkan anak tersebut kepada pihak atau kerabat yang diyakini mempunyai pemahaman ajaran agama yang benar. Ini untuk menjauhkan anak tersebut masuk dalam persoalan yang serupa.

"Nanti kalau keluarganya yang menerima belum diyakini, ada Kemensos, ada safehouse (rumah aman) yang siap menampung. Sudah kemarin staf Kemensos datang," terangnya.

Diserahkan ke Neneknya

Pria Mencurigakan di Area Mapolrestabes Surabaya
Mobil lapis baja milik kepolisian menuju Mapolrestabes Surabaya setelah terjadinya serangan bom bunuh diri, Jawa Timur, Senin (14/5). Polisi mendata ada 10 korban luka dalam tragedi bom bunuh diri di Markas Polrestabes Surabaya. (AP Photo/Achmad Ibrahim)

Sedangkan untuk tiga anak dari penindakan di Rusunawa Sidoarjo akan dikomunikasikan dengan neneknya. Karena, khusus satu anak yang sejak awal ikut neneknya seharusnya mengikuti ujian di sekolahnya.

"Nanti kita panggil neneknya, siapa tahu dia masih sekolah di tempat umum. Kalau mau ujian kan sayang. Dikembalikan ke neneknya untuk sekolah, kalau mau melihat adiknya yang masih dirawat, bisa datang," jelas Machfud. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya