Kemenhub: Tiket Kereta Sleeper Habis hingga 25 Juni

Keberadaan kereta Kereta Sleeper ini diharapkan menjadi pilihan masyarakat yang selama ini terbiasa menggunakan kendaraan pribadi.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 13 Jun 2018, 11:10 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2018, 11:10 WIB
Kereta Sleeper (Dok Foto: Facebook PT KAI)
Kereta Sleeper (Dok Foto: Facebook PT KAI)

Liputan6.com, Jakarta - Pengoperasian Kereta Sleeper tujuan Jakarta-Surabaya mendapat sambutan antusias dari berbagai kalangan masyarakat. Hal itu ditunjukkan dengan jumlah tiket yang telah dipesan hingga 25 Juni 2018 mendatang.

"Saya tadi direservasi, tanggal 16 sampai 25, full," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan (Sekjen Kemenhub) Djoko Sasono di Stasiun Pasar Turi, Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 12 Mei 2018.

Keberadaan kereta Kereta Sleeper ini diharapkan menjadi pilihan masyarakat yang selama ini terbiasa menggunakan kendaraan pribadi ketika bepergian jauh.

"Tadi saya sudah melihat dan tentu ini adalah pasar untuk penggemar kereta api untuk mencobanya. Ini salah satu bentuk agar masyarakat punya pilihan yang lebih baik," kata Djoko.

Terkait dengan harga, dia mengklaim Rp 900 ribu untuk Kereta Sleeper terbilang murah.

"Ini saya rasa sudah ada hitung-hitungannya, PT KAI menerapkan standar, kalau dilihat sebenernya mungkin untuk orang yang punya pertimbangan tertentu ini mungkin tidak mahal," dia memaparkan.

 

Tambah Privasi

Kereta Sleeper (Dok Foto: Facebook PT KAI)
Kereta Sleeper (Dok Foto: Facebook PT KAI)

Namun demikian, dia mengimbau agar privasi bagi pengguna Kereta Sleeper ditambah. Hal itu demi kenyamanan pengguna kereta yang tiketnya dibanderol Rp 900 ribu.

"Karena ini ditujukan untuk orang yang mempunyai privasi yang tinggi, beberapa hal tadi kita diskusikan, dan semoga manajemen memperhatikan ini," ujar Djoko

Djoko sebelumnya mengimbau langsung dan merasakan kenyamanan berada di kursi Kereta Sleeper. Kursi Kereta Sleeper diketahui bisa berubah menjadi kasur.

"Ini kan untuk orang tidur, orang tidur kan tidak akan sadar, jadi mungkin perlu dilindungi agar tidak jadi permasalahan atau malah jadi tontonan," kata dia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya