Liputan6.com, Jakarta - Kekalahan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi di Pilkada Jawa Barat membuat Partai Golkar berbenah. Sebab, sebelumnya tak diprediksi suara keduanya berada di nomor dua paling bawah.Â
Â
"Kami sudah merencanakan dan minggu depan ini, bukan hanya Jawa Barat saja evaluasi, kita melihat bagaimana apakah kita sudah bergerak optimal, mana yang belum, maka kita arahkan," kata Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Jumat 29 Juni 2018.
Â
Sementara Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily mengatakan, evaluasi terhadap Jawa Barat nantinya akan melihat titik mana yang menjadi kelemahan dan memerlukan penyempurnaan.
Â
"Jadi kita perbaiki, termasuk di antaranya kita memulai dari fungsionaris partai pusat, provinsi kabupaten/kota.Â
Catatan kami di Pilkada Jabar adalah kita lihat bahwa dengan meningkatnya suara Asyik adalah warning buat kita. Bukan hanya soal Pilgub, tetapi juga partai koalisi," ungkap Ace di kesempatan yang sama.
Â
Â
Waspadai Tagar Ganti Presiden
Soal warning yang dimaksud, Ace berujar bahwa tagar ganti presiden menjadi salah satu kemungkinan yang harus diwaspadai terhadap massa pasangan Asyik, yang bisa berdampak di Pemilu 2019.
Â
"Ya (tagar ganti presiden) bisa saja (jadi penyebab merosotnya suara Duo DM)," tandas Ace.
Â
Diketahui, hasil sementara Pilkada Jabar 2018 memastikan pasangan Ridwan Kamil-Uu (Rindu) memimpin dengan perolehan suara 33,21 persen. Disusul pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) memperoleh 28,33 persen. Sementara, peringkat ketiga diisi pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (Duo DM) dengan angka 25,92 persen. Posisi paling buncit pasangan TB Hasanuddin-Anton Charliyan, dengan suara 12,54 persen.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement
Lanjutkan Membaca ↓