Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy berharap demo mogok kerja para guru kategori II atau honorer K2 terkait batas umur seleksi penerimaan CPNS 2018 tidak mengganggu aktivitas. Sebab aksi demo guru tersebut mempengaruhi para peserta didik.
"Kan baru mau, saya imbau makanya jangan mogoklah karena itu menyangkut anak-anak didiknya," kata Muhadjir di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/9/2018).
Muhadjir sebenarnya mendukung kebebasan berekspresi. Namun demo guru yang dilakukan para guru honorer bisa mengurangi kadar profesionalisme.
Advertisement
"Saya imbau apa pun aktivitas yang digunakam untuk mengekspresikan pendapat atau pun pikiran supaya dihindari sejauh mungkin mengganggu kegiatan belajar mengajar siswa karena kalau terjadi, akan mengurangi kadar profesionalismenya sebagai tenaga didik," jelas dia.
"Tapi kita tetap menghargai apa itu pendapat, apalagi itu juga berkaitan dengan nasib guru. Itu akan kita hargai betul," sambung Muhadjir.
Dia mengatakan, pihaknya juga sudah melakukan dialog dengan pemerintah terkait masalah CPNS 2018. Namun usaha itu tak membuahkan hasil.
"Sebetulnya jauh hari sebelum mereka unjuk rasa kita juga sudah melakukan dialog untuk dicarikan solusi karena ada masalah yang harus diselesaikan. Pertama masalah legal formalnya kemudian teknis permasalahannya. Pada prinsipnya pemerintah tetap memperhatikan," terang dia.
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
Tetap Carikan Solusi
Meski begitu, Muhadjir ingin semua guru honorer bisa diangkat jadi PNS. Karena itu ia tetap berusaha menemukan solusi positif untuk para guru.
"Sikapnya ya positif. Kita ingin ada solusilah karena kita juga sangat membutuhkan kehadiran mereka. Dan mereka juga sudah menunjukkan kesungguhannya sebagai orang yang mengabdi di bidang pendidikan," ucap Muhadjir.
Advertisement