TNI Kerahkan 7 SSK Pasukan Tangani Kondisi Darurat Gempa Palu dan Donggala

Badan SAR Nasional (Basarnas) juga akan menggerakkan 30 personel beserta peralatan menggunakan pesawat Hercules ke Palu dan Donggala.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Sep 2018, 02:56 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2018, 02:56 WIB
TNI Kirim Satgas Kesehatan Bantu Korban Gempa Lombok
Asops Panglima TNI Mayjen TNI Lodewyk Pusung melepas keberangkatan Satgas Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB) Marinir menuju Lombok Utara, NTB, dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (6/8). (Liputan6.com/HO/Dispen Kormar)

Liputan6.com, Jakarta - Menangani bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, TNI mengerahkan tujuh Satuan Setingkat Kompi (SSK) ke lokasi bencana, Jumat (28/9/2018).

Tujuh SSK tersebut berisikan pasukan dari Batalyon Kesehatan, Batalyon Zeni Tempur, Batalyon Infanteri, dan Batalyon Zeni Konstruksi.

"TNI akan mengerahkan pasukan untuk membantu penanganan dampak gempa dan tsunami. TNI menggunakan dua pesawat Hercules C-130," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho seperti dilansir Antara, Jumat.

Kemudian, Badan SAR Nasional (Basarnas) juga akan menggerakkan 30 personel beserta peralatan menggunakan pesawat Hercules ke Palu dan Donggala.

Sementara itu, Kepala BNPB Willem Rampangilei bersama pejabat BNPB berangkat ke Palu pada Jumat malam ini melalui Makassar, Sulawesi Selatan, kemudian melanjutkan ke Kota Palu dan Donggala menggunakan helikopter.

Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri Palu ditutup dari Jumat pukul 19.26 Wita hingga Sabtu pukul 19.20 WITA.

Tim Reaksi Cepat BNPB juga telah bergerak menuju Donggala melalui Balikpapan, Kalimantan Timur. Dari Balikpapan, Tim Reaksi Cepat BNPB terbang ke Donggala menggunakan helikopter penyiram air yang ada di Balikpapan. Tim ini membawa peralatan komunikasi satelit dan peralatan lainnya.

 

Komunikasi Lumpuh

Saat ini hingga pukul 22.45 WIB atau 23.45 Wita, gempa susulan masih sering terjadi. Terdapat kendala penanganan gempa karena infrastruktur komunikasi lumpuh dan listrik padam.

"Komunikasi yang lumpuh saat ini menyebabkan kesulitan untuk koordinasi dan pelaporan dengan daerah. Kondisi listrik padam juga menyebabkan gelap gulita di Palu dan Donggala," ujar Sutopo.

Pada Jumat petang, tsunami terjadi di Palu dan Donggala setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4.

BMKG mengaktivasi peringatan dini tsunami dengan status siaga, dengan tinggi potensi tsunami 0,5 hingga 3 meter di pantai Donggala bagian barat. Kemudian peringatan dini tsunami dengan status Waspada dengan tinggi potensi tsunami kurang dari 0,5 meter di pantai Donggala bagian Utara, Mamuju bagian Utara dan Kota Palu bagian Barat.

BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami sejak pukul 18.36 WIB.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya