Kasus Pembakaran Bendera di Garut, Wiranto Minta Warga Tetap Tenang

Wiranto mengaku pihaknya bersama-sama dengan Majelis Ulama Indonesia masih mengkaji peristiwa itu.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 23 Okt 2018, 17:14 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2018, 17:14 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menko Polhukam Wiranto. (Septian Deny/Liputan6.com)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menko Polhukam Wiranto mengunjungi lokasi gempa di Palu, Sulawesi Tengah. (Septian Deny/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus pembakaran bendera yang diduga mirip bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) terjadi di Garut, Jawa Barat. Video peristiwa pembakaran tersebut ramai di media sosial dan mendapat berbagai tanggapan masyarakat.

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto meminta masyarakat agar tidak terpancing dengan berita dan informasi yang tidak benar terkait insiden tersebut.

Ia berharap, masyarakat bisa tenang dalam menyikapi peristiwa pembakaran yang diduga dilakukan oleh oknum anggota Banser.

"Dengan penjelasan ini, maka saya mengharapkan kepada seluruh masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh berita-berita yang tidak benar, hoaks," kata Wiranto saat memberikan keterangan pers di kantornya, Jakarta, Selasa (23/10/2018).

Wiranto mengaku pihaknya bersama-sama dengan Majelis Ulama Indonesia masih mengkaji peristiwa itu. Pemerintah, kata dia, menyesalkan adanya insiden pembakaran bendera.

"Namun jangan sampai menimbulkan perpecahan diantara Umat Islam yang dapat membahayakan persaudaraan bangsa," ucap Wiranto.

Wiranto menegaskan telah meminta Polri dan Kejaksaan Agung untuk menindaklanjuti kasus pembakaran tersebut. Hal ini untuk memperjelas masalah yang dilakukan oknum Banser.

"Maka klarifikasi dan pendalaman akan dilaksanakan oleh pihak Polri dan Kejaksaan RI," kata Wiranto.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya