Liputan6.com, Jakarta - Satu persatu keluarga korban pesawat Lion Air tujuan Jakarta-Pangkalpinang dengan nomor JT 610 yang jatuh menyambangi Pantai Tanjung Pakis Karawang. Suasana haru pun pecah di posko ante mortem DVI Polda Jawa Barat yang dibuka untuk penanganan peristiwa itu.
Pantauan Liputan6.com, Senin (29/10/2018), keluarga korban melapor ke petugas posko. Sambil menangis, mereka juga menyampaikan keluh dan gelisah.
Mereka sesekali menyeka air dengan tisu dan handuk kecil. Tidak hanya perempuan, pelapor pria pun tertunduk lesu saat menyampaikan keluarganya merupakan salah satu awak penumpang pesawat Lion Air yang jatuh.
Advertisement
"Disegerakan pencarian ini. Tim harus bergerak semua. Saya harapkan cepat," ujar seorang ibu berjilbab dengan nada suara pelan dan bergetar.
Petugas meyakinkan para keluarga korban Lion Air bahwa tim bekerja maksimal. Pencarian korban akan dilakukan hingga sepekan ke depan.
Salah seorang ibu tampak dikawal oleh petugas TNI. Tangisannya pecah meski sambil berjalan meninggalkan petugas posko.
Pelapor lainnya merupakan pegawai BPJS Pangkalpinang. Pria tersebut melaporkan bahwa kepala BPJS tempatnya bekerja menjadi salah satu korban dalam pesawat tersebut.
Pencarian Dilakukan 24 Jam
Basarnas melakukan penyisiran untuk mencari penumpang pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin pagi.
Sampai pukul 15.00 WIB, puluhan tim penyelam Basarnas dan TNI Angkatan Laut telah menemukan beberapa serpihan pesawat dan serpihan tubuh penumpang pesawat rute Jakarta-Pangkal Pinang tersebut.
Temuan yang dibungkus dalam enam kantong jenazah tersebut telah dikirim ke RS Polri Kramat Jati untuk proses identifikasi.
"Saat ini baru menemukan beberapa serpihan tubuh korban yang kita masukkan ke enam kantong jenazah kemudian dibawa ke RS Polri. Juga beberapa serpihan pesawat Lion Air," ujar Direktur Operasi Basarnas Brigjen Bambang Suryo Aji di Gedung Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (29/10/2018).
Suryo mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pencarian selama 24 jam dengan mengerahkan alat bantu dari BPPT dan TNI AL. Sejak pukul 15.00 WIB tadi, tim Basarnas dibantu Kapal Pusat Hidro Oseanografi KRI Rigel. Namun hingga saat ini pihaknya belum mendapat hasil informasi hasil pencarian kapal ini.
"Saya nyatakan akan diteruskan 24 jam," tegasnya.
Advertisement