Bukan Terorisme, Ini Motif Pelaku Serang Polsek Penjaringan

Sebelumnya, Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri dan Polda Metro Jaya turun tangan menyidik kasus penyerangan Polsek Penjaringan tersebut.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 09 Nov 2018, 12:13 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2018, 12:13 WIB
Ilustrasi garis polisi (AP/Eric Risberg)
Ilustrasi garis polisi (AP/Eric Risberg)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria menyerang markas Polsek Penjaringan, Jakarta Utara. Pria berinisial R ini menyerang polisi dengan menggunakan dua senjata tajam.

Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri dan Polda Metro Jaya pun turun tangan menyidik kasus penyerangan Polsek Penjaringan tersebut. Petugas menginterogasi pelaku yang ditembak tangannya oleh petugas itu.

Hasil pemeriksaan sementara, pelaku tidak memiliki motif terorisme. Ada motif ekonomi yang melatarbelakangi aksinya tersebut. 

"Motifnya, dia ingin mati karena depresi. Dia tidak ada pekerjaan, kemudian mengalami sakit. Jadi, dia ingin bunuh diri dengan menyerang petugas dengan harapan dia akan ditembak oleh petugas," kata Kapolsek Penjaringan AKBP Rachmat Sumekar, di Jakarta, Jumat (9/11/2018).

Menurut dia, penyerang Polsek Penjaringan itu juga tidak terkait dengan kelompok terorisme mana pun. "Hasil pemeriksaan sementara tidak ada, tidak ada kaitannya dengan teroris, dengan kelompok tertentu itu tidak ada," lanjut Rachmat.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kronologi

Dilarang Melintas Garis Polisi
Ilustrasi Foto Garis Polisi (iStockphoto)

Sebelumnya, seorang pria bergolok dan pisau babi menyerang markas Polsek Penjaringan. Teror itu terjadi pada pukul 01.35 WIB, Jumat (9/11/2018).

Bermula saat seorang pria yang mengenakan jaket hitam-merah memarkir sepeda motornya di luar gerbang Polsek Penjaringan.

Petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Polsek Penjaringan Brigadir Pol Sihite kemudian menyapa pria yang kemudian diketahui berinisial R itu.

Bukannya menjawab, pelaku justru menyerang polisi tersebut dengan menggunakan sebilah golok dan pisau babi. Namun, dia berhasil menghindar dan meminta bantuan rekannya yang sedang berjaga di SPK.

"Lalu pelaku mengejar dan menuju ke lobi SPK kemudian Kepala SPK/korban berusaha melawan pelaku dan pelaku terus menyerang dengan berteriak Allahu Akbar...Allahu Akbar," kata Kapolsek Penjaringan, AKBP Rachmat, kepada Liputan6.com, Jakarta, Jumat.

Tak sampai di situ, pelaku kemudian melempar pisau babi yang ada di tangan kirinya dan masih memegang golok di tangan kanannya sambil menyerang anggota Polsek Penjaringan.

"Korban terjatuh terkena sabetan golok pelaku dan mengenai tangannya menimbulkan luka ringan kemudian pelaku mengejar salah satu petugas polisi ke belakang ruang Reskrim dan ruang PPA yang kemudian petugas Reskrim yang sedang berada di ruang PPA melihat pelaku mengejar petugas. Lalu pelaku berbalik dan menyerang anggota Reskrim yaitu Aipda Dedi Raharjo dan Aipda Giyarto yang ada di ruang PPA sambil berteriak Allahu Akbar...Allahu Akbar...," ujar Rachmat.

Pelaku juga memecahkan pintu kaca ruangan dengan golok yang dipegangnya dan tetap menyerang Aipda Dedi dan Aipda Giyarto. Aipda Giyarto, kata Rachmat, berusaha meredam pelaku. Namun, pelaku tetap menyerang dan terus meneriakkan takbir.

Aipda Giyarto kemudian memberikan tembakan peringatan. Meski demikian, pelaku tidak mengindahkan tembakan peringatan. Aipda Giyarto lalu melumpuhkan pelaku dengan menembak pangkal lengan pelaku, sehingga golok yang dipegang pelaku terlempar dan pelaku dapat diamankan.

"Polisi sudah memeriksa yang bersangkutan. Juga dalami identitas dan cek CCTV. Petugas juga sudah mendatangi dan geledah rumah yang bersangkutan," kata Rachmat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya