Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengapresiasi kesigapan Polri yang menggagalkan sabu seberat 75 Kg pekan lalu. Sabu tersebut rencananya digunakan untuk akhir tahun.
Puluhan ton sabu selundupan ini berasal dari dua kasus yang ditangani Polres Metro Jakarta Barat dan Direktorat IV Bareskrim Polri.
Baca Juga
"Pengungkapan dua kasus oleh Polres Metro Jakarta Barat dan Direktorat IV Narkoba Bareskrim ini menandakan Indonesia masih sebagai pangsa besar. Para penyelundup dan bandar besar memanfaatkan momentum pergantian tahun baru untuk menyebarkan narkoba," terang Sahroni dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (27/11/2018).
Advertisement
"Saya mengapresiasi kesigapan Polri dalam hal ini Polres Jakarta Barat dan Bareksrim yang menggagalkan penyelundupan jelang perayaan pergantian tahun," sambung dia.
Ia juga kembali menyoroti pentingnya pengamanan jalur laut yang selama ini banyak memiliki jalur tikus dan lemah dalam pengawasan. Para pelaku yang diungkap Polri ini diketahui menyelundupkan narkoba melalui jalur laut ke Indonesia.
Polri mengungkapkan Indonesia memiliki 28.000 pelabuhan tikus. Khusus di Kepulauan Riau, terdapat 28 pelabuhan tikus. Banyaknya pelabuhan tikus menjadi kendala tersendiri dalam pengawasan, terlebih sekitar 65 persen penyelundupan narkoba lewat laut.
"Sekali lagi pengungkapan kasus ini membuktikan bagaimana pentingnya pengawasan di jalur laut. Sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia, Indonesia memiliki banyak jalur tikus untuk penyelundupan. Ini harus menjadi fokus bersama bagaimana pengawasan di perairan harus diperkuat," terang Sahroni.
Pasukan Disebar ke Perbatasan
Terkait pengawasan dan pengamanan di jalur tikus itu, Sahroni mendukung kebijakan yang dikemukakan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto. Pasukan pengamanan seperti Polri dan TNI hendaknya tak menumpuk di wilayah Jawa saja. Mereka bisa disebar hingga ke titik jalur tikus di seluruh perbatasan Indonesia.
"Saya rasa kebijakan itu adalah langkah bagus. Sinergitas harus dilakukan secara maksimal. Di wilayah perairan misalnya, Polri bisa bekerjasama dengan TNI untuk pengawasan jalur tikus. Bakamla juga harus berfungsi maksimal dengan mensinergikan berbagai instansi di dalamnya, seperti Polri, TNI, Bea Cukai dan lainnya," tambah Sahroni.
Polres Jakarta Barat sebelumnya menggagalkan penyelundupan 44 kilogram sabu dan 20 ribu butir ekstasi di Pelabuhan Rakyat, Cilegon, Banten. Kasat Narkoba Polres Jakbar, AKBP Erick Frendriz mengemukakan barang haram itu sengaja diselundupkan untuk malam pergantian tahun 2018 nanti.
Lima orang ditangkap. Mereka adalah APP (30), HA (41), LS (36), DW (38), PR (34).
Kelima pelaku ini punya peran berbeda yakni kurir, kapten kapal, dan pengemas paket sabu. Para pelaku dengan jaringan lapas yang terafiliasi jaringan internasional China dan Taiwan. Pengiriman narkoba biasa dilakukan sindikat ini lewat Batam atau Medan yang selanjutnya dikirim via jalur darat ke Pulau Jawa.
Saksikan video menarik berikut ini:
Advertisement