2 Temuan Mengejutkan Usai Erupsi Gunung Anak Krakatau Berhenti

Usai erupsi, Gunung Anak Krakatau mengalami pendangkalan dan perubahan bentuk morfologi.

oleh Maria Flora diperbarui 02 Jan 2019, 09:19 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2019, 09:19 WIB
Begini Penampakan Erupsi Gunung Anak Krakatau
Aktivitas Gunung Anak Krakatau dari udara yang terus mengalami erupsi, Minggu (23/12). Dari ketinggian Gunung Anak Krakatau terus mengalami erupsi dengan mengeluarkan kolom abu tebal. (Liputan6.com/Pool/Susi Air)

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan warga meninggal dunia akibat terjangan tsunami Selat Sunda yang dipicu oleh erupsi Gunung Anak Krakatau, Sabtu, 22 Desember 2018.

Hingga Senin, 31 Desember, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 437 orang dan 14.059 luka-luka.

"16 orang dilaporkan hilang, dan 33.721 orang mengungsi," kata Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta.

Sementara itu, berdasarkan rekaman seismograf yang didapat BNPB, aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau terus mengalami penurunan sejak 28 Desember 2018 lalu.

Penurunan aktivitas gunung ini juga dibarengi dengan ketinggian anak Gunung Krakatau yang mengalami penyusutan. Dari 338 meter, saat ini hanya 110 meter.

Setelah erupsi Gunung Anak Krakatau dinyatakan telah berhenti, pada Sabtu, 29 Desember 2019, kini sejumlah fakta mengejutkan ditemukan.

 

Sakskan Video Pilihan di Bawah Ini:

1. Dasar Laut Alami Pendangkalan

Penampakan Volume Gunung Anak Krakatau yang Menyusut
Pengamatan Gunung Krakatau dan Anak Krakatau dari Dusun Tiga Regahan Lada, Pulau Sebesi, Lampumg Selatan, Senin (31/12). Gunung Anak Krakatau diperkirakan kehilangan volume sekitar 150-180 juta m3. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Temuan tersebut diperoleh setelah KRI Rigel-933 mensurvei dan menginvestigasi hidro-oseanografi di area longsoran Gunung Anak Krakatau.

Menurut Kapushidrosal Laksda TNI Harjo Susmoro, dari data hasil survei hidro-oseanografi Pushidrosal 2016 dan data Multi Beam Echosounder (MBES), pada 29 dan 30 Desember 2019, perairan di selatan Gunung Anak Krakatau diperoleh perubahan kontur kedalaman 20 sampai 40 meter lebih dangkal.

"Ini dikarenakan adanya tumpahan magma dan material longsoran Gunung Anak Krakatau yang langsung jatuh ke laut," ujar Harjo melalui keterangan tertulis, Selasa, 1 Januari 2019. 

2. Perubahan Morfologi

Begini Penampakan Erupsi Gunung Anak Krakatau
Aktivitas Gunung Anak Krakatau dari udara yang terus mengalami erupsi, Minggu (23/12). Gunung Anak Krakatau tercatat mengalami erupsi pada Sabtu malam sekitar pukul 21.03 (Liputan6.com/Pool/Susi Air)

Sementara itu, dari hasil pengamatan lewat radar dan citra satelit ditemukan perubahan morfologi bentuk Gunung Anak Krakatau.

Di sisi barat, sepertiga bagian lereng anak Krakatau atau sekitar 401.000 m2 sudah hilang. Bagian itu kini menjadi cekungan kawah menyerupai teluk.

Pada cekungan kawah ini masih dijumpai semburan magma Gunung Anak Krakatau yang berasal dari bawah air laut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya