Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyatakan, pihaknya pantas mendapatkan posisi ketua MPR lantaran melihat fenomena terkini di masyarakat. Terlebih, secara latar belakang pun partai tersebut kental dengan warna Nahdlatul Ulama (NU) yang mampu menjawab masalah sosial saat ini.
"Ya dari segi background ke NU-an, dari segi track record, visi kebangsaan menjadi lebih penting," tutur Cak Imin di Kantor DPP PKB, Kenari, Jakarta Pusat, Senin (20/5/2019).
Baca Juga
Menurut Cak Imin, ideologi NU sangat mumpuni menjaga empat pilar bangsa Indonesia yakni Pancasila, Undang-Undang 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.
Advertisement
"Hari ini saya kira khilafah begitu tinggi, hari ini impor ideologi-ideologi transnasional merata menjadi gairah keislaman. Maka dibutuhkan MPR yang kuat dan memahami sosio ideologis bangsa kita," jelas dia.
"MPR harus menjadi filter sekaligus pondasi munculnya gagasan ideologi trans nasional yang membahayakan NKRI," sambungnya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tak Terikat UU MD3
Kursi Ketua MPR, jelas Cak Imin, tidak terikat pada UU MD3 terkait partai dengan suara terbanyaklah yang berhak menduduki. Namun semua diputuskan bersama dengan partai koalisi yang memenangkan pemilu.
"Kalau MPR berdasarkan musyawarah antaranggota koalisi. Kalau cocok ya sudah. Oh semua, nanti kita rembukan sama semua kita diskusi, sama Golkar, PDIP, semua partai koalisi," kata Cak Imin.
Adapun soal isu santer PAN yang bermaksud kembali menempati kursi ketua MPR, hal itu bukanlah masalah. Namun pada akhirnya, tetap hasil musyawarah koalisi pemenang yang akan menentukan.
"Belum dibicarakan ya. Tapi dari anggota koalisi saja sudah berapa itu, lima. Tapi ya kita welcome saja," Cak Imin menandaskan.
Advertisement