Mahfud Md: Pemicu Isu Rasis Harus Ditindak secara Hukum

Mahfud Md meminta semua pihak kembali bersatu dan merajut kebhinekaan Indonesia.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 24 Agu 2019, 07:43 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2019, 07:43 WIB
Mahfud MD dan Gerakan Suluh Kebangsaan Sambangi Kediaman Megawati
Mahfud MD (tengah) bersama para tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan memberi keterangan usai melakukan pertemuan dengan Presiden RI kelima, Megawati Soekarnoputri di Jakarta, Jumat (17/5/2019). Pertemuan berlangsung tertutup. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud Md mengatakan, salah satu kuncinya adalah menahan emosi dan amarah, apalagi untuk memanasi. Karenanya, dia memuji siapa pun pihak yang tak terpancing provokasi.

"Kami dari Gerakan Suluh Kebangsaan memberikan penghargaan kepada tokoh daerah, politik, tokoh adat, tokoh masyarakat tidak terpancing oleh provokasi-provokasi untuk membuat suasana lebih panas. Tetapi saya berharap agar terus ke depannya suasana dibuat kondusif. Dan dirunut masalah hukumnya agar tidak merembet," kata Mahfud di Jakarta, Jumat (23/8/2019).

Dia pun meminta agar yang mengekskalasi gerakan harus ditindak hukum. "Pemicu isu rasis dan provokator untuk mengekskalasi gerakan juga harus ditindak hukum. Apalagi tendensi merobek-robek republik kita," tukasnya.

Dia pun meminta semua pihak kembali bersatu dan merajut kebhinekaan Indonesia.

"Mari kita bersatu dan menjadi perekat dalam Kebhinekaan kita," jelas Mahfud.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pandangan Frans

Romo Magnis dalam sebuah seminar di Oslo, Norwegia. (Dokumentasi KBRI Norwegia)
Romo Magnis dalam sebuah seminar di Oslo, Norwegia. (Dokumentasi KBRI Norwegia)

Senada, Frans Magnis Suseno atau Romo Magnis mengatakan, untuk menghadapi masalah, seharusnya jangan ada yang memandang masyarakat Papua itu menjadi orang yang tidak ada.

"Kalau kasus Papua merasa ada dihina. Kalau saya pribadi saya tak peduli amat. Saya di Jerman sering disebut sama orang yang marah. Tapi itu jadi merasa, karena dari orang yang tidak dianggap, maka akan menjadi peka," pungkas dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya