Liputan6.com, Jakarta - Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie meninggal dunia pada Rabu, 11 September 2019 sekitar pukul 18.05 WIB. Presiden ketiga Indonesia itu sudah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
Dalam sejarah keluarganya, BJ Habibie yang juga dikenal dengan nama Rudy Habibie, bersama keluarganya sempat pulang ke Gorontalo dan tinggal beberapa hari di rumah kakeknya.
"Iya, di sini tempat tinggal Papi, Rudy. Di sini asal Papi yang sudah lama Papi tinggalkan. Butuh tiga hari, tiga malam dengan kapal untuk sampai ke Gorontalo dari Pare Pare," ujar Alwi Abdul Jalil Habibie kepada Rudy Habibie, anaknya yang bertanya apakah sang ayah bahagia pulang ke kampung halaman, Gorontalo.
Advertisement
Sepenggal dialog itu terdapat dalam film Rudy Habibie garapan Sutradara Hanung Bramantyo. Prekuel film Habibie dan Ainun yang menceritakan perjalanan hidup Rudy Habibie muda.
Di rumah itu, BJ Habibie menjalani khitanan secara adat Gorontalo. Persis yang tergambar di salah satu bagian film.
Rumah yang dimaksud terletak di Jalan Sultan Botutihe Kelurahan Tamalate, Kecamatan Kota Timur, Provinsi Gorontalo. Rumah BJ Habibie itu relatif mudah ditemukan karena berada di depan jalan utama menuju Kabupaten Bone Bolango.
Rumah yang berwarna kuning gading tersebut memiliki pondasi tinggi dan anak tangga pada bagian kiri dan kanan untuk naik ke rumah. Terdapat dua jendela kayu yang mengapit sebuah pintu masuk ke ruang tamu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Desain Rumah Tak Berubah
Tidak ada perubahan mencolok pada desain rumah ayah BJ Habibie itu. Di dinding ruang tamu, berjejer foto keluarga Alwi Abdul Jalil Habibie, termasuk BJ Habibie dan istrinya Hasri Ainun Besari.
"Kecuali lantainya, semua bagian dari rumah ini masih seperti dulu saat Pak BJ Habibie tinggal di sini," kata Hana, orang yang telah 20 tahun dipercayakan menjaga rumah milik kakek BJ Habibie.
Hana kemudian menunjukkan beberapa buah foto hitam putih yang menunjukkan aktivitas keluarga besar Habibie. Di dalam foto terlihat BJ Habibie kecil tengah berkumpul dengan keluarganya.
Lepas dari ruang tamu terdapat sebuah lorong yang menuju ke bagian belakang rumah. Lorong itu diapit oleh dua buah kamar. Hana penjaga rumah itu menunjukkan kamar di bagian kiri yang terkunci.
"Itu kamarnya Pak BJ Habibie. Tapi memang dikunci karena tidak sembarang orang bisa masuk," ucap dia.
Hana mengaku bangga bisa turut menjaga salah satu sejarah dari kehidupan keluarga Habibie. Ia bahkan masih mengingat jelas BJ Habibie selalu minta dibuatkan sagela (sambal ikan kering) setiap akan meninggalkan Gorontalo, sagela ini merupakan menu favoritnya.
"10 toples sagela pernah dibawa. Bahkan, katanya mau dibawa ke Jerman," cerita Hana.
Advertisement
Dijadikan Museum
Sebelumnya Liputan6.com menemui Rusli Habibie, sepupu BJ Habibie untuk mendapat izin masuk ke rumah itu. Ayah Rusli memang bersaudara kandung dengan ayah BJ Habibie, Alwi Abdul Jalil Habibie.
"Meski sepupu, saya memanggilnya Om Rudy, karena perbedaan umur kami cukup jauh," kata Rusli saat ditemui di kediaman pribadinya.
Rusli menceritakan meski BJ Habibie lahir di Pare Pare, Sulawesi Selatan, tetapi ayahnya, Alwi Abdul Jalil Habibie memang berasal dari Gorontalo.
Pada zaman Belanda, Alwi Habibie kemudian merantau untuk menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor. Setelah lulus, Alwi Habibie ditugaskan ke Pare-Pare dan menikah dengan Tuti Marini Puspowardojo asal Yogyakarta.
"Mereka dikaruniai delapan orang anak, salah satunya Om Rudy atau BJ Habibie," urai Rusli Habibie.
Ia mengatakan, saat kecil BJ Habibie dibawa pulang ke Gorontalo oleh orangtuanya menumpang kapal laut dan turun di Pelabuhan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara.
"Di rumah kakek kami itu, Pak BJ Habibie menjalani proses khitanan," ucapnya.
Bagi Rusli, keluarga BJ Habibie sangat menghormati adat istiadat Gorontalo. Hal itu ditunjukkan dengan keputusan ibunda BJ Habibie, Tuti Marini Puspowardojo, yang selalu memilih adat dari daerah asal suaminya, Alwi Habibie, saat menikahkan anak-anaknya.
"Pak Habibie menikah pun memakai adat Gorontalo, termasuk anaknya Ilham dan Thareq," kata Rusli.
Rusli mengaku sempat tercetus ide dari BJ Habibie untuk menjadikannya rumah kakek mereka itu sebagai museum. Jika niat itu terlaksana, maka BJ Habibie akan menyerahkan sejumlah koleksi pribadi ke rumah yang sudah berumur 150-an tahun itu.
"Rencana kita mau bikin museum," Rusli memungkasi.