Staf Khusus BPIP: Seharusnya Tak Ada Lagi Namanya Daerah Miskin

Dalam kuliah umumnya, Staf Khusus BPIP menjelaskan tentang keterkaitan Pancasila dengan dunia baru yaitu dunia digital.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Sep 2019, 18:46 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2019, 18:46 WIB
Kuliah Umum di STKIP Pamane Talino Kalbar
Kuliah Umum di STKIP Pamane Talino Kalbar (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Ngabang Kalimantan Barat - Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo memberikan kuliah umum di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Pamane Talino, Ngabang, Kalimantan Barat. Jumat (13/9).

Kuliah umum yang bertema "Ideologi Pancasila, Pendidikan, dan Tantangan Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T)" juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Landak Vinsensius, Tenaga Ahli Madya Kantor Staf Presiden Alous Wisnuhardana, Pimpinan dan Tim Dosen serta lebih dari 100 Mahasiswa STKIP Pamane Talino mengikuti kuliah umum ini.

Dalam penjelasannya Antonius Benny Susetyo menjelaskan tentang keterkaitan Pancasila dengan dunia baru yaitu dunia digital.

"Pancasila mengajarkan kita untuk saling berbagi dan gotong royong. Dalam hal ini teknologi mempercepat hal tersebut bahkan bukan dengan orang yang dekat jaraknya dengan kita bahkan menembus ruang dan waktu," tegasnya.

Di era digitalisasi ini seharusnya tidak ada lagi yang namanya daerah tertinggal atau termiskin jika masyarakat dapat menggunakan kemajuan teknologi dengan bijak.

"Dunia baru ini seharusnya menjadikan tidak ada lagi kata ketertinggalan dan tidak ada lagi gang namanya diasingkan. Tergantung bagaimana memanfaatkan teknolgi yang ada dengan mensinegikannya dengan potensi diri dan lingkungan yang ada," ujar Staf Khusus Dewan Pengarah ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tidak Mau Menerima Perubahan Zaman

Kuliah Umum di STKIP Pamane Talino Kalbar
Kuliah Umum di STKIP Pamane Talino Kalbar (Foto: Istimewa)

Menurut Benny, tantangan yang dihadapi sekarang ini adalah masyarakat tidak mau menerima perubahan zaman yang ada, serta masih menjunjung tinggi politik identitas.

Padahal, masyarakat sekarang harus menjadi masyarakat kosmopolitan, yaitu yang menerima kemajuan zaman, pengetahuan baru, dan terbuka dengan kebudayaan lain.

"Pancasila adalah ideologi yang mensejahterakan dan yang memuliakan manusia. Dalam hal ini memuliakan karena pengatahuan dan prestasinya," tambahnya.

Sebagai penutup, Antonius Benny Susetyo mengingatkan para generasi muda untuk memajukan daerahnya masing-masing dengan inovasi. Selain itu berkreasinya dalam mengkomodifikasi kekayaan lokal yang dikombinasikan dengan kemajuan teknologi sekarang ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya