Kepala BNPB Minta Masyarakat Tak Sebar Hoaks soal Gempa Maluku

Doni memastikan bahwa pemerintah akan selalu memberikan informasi yang benar kepada warga.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 08 Okt 2019, 15:20 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2019, 15:20 WIB
Doni Monardo
Kepala BNPB Doni Monardo bertemu dengan para tetua adat atau Ondofolo dan masyarakat adat se-Danau Sentani di Bumi Kenambai Umbai, Sentani, Jayapura, Selasa (3/9). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo meminta seluruh masyararakat tak menyebarkan kabar bohong atau hoaks terkait gempa di Maluku. Dia menegaskan, hingga kini belum ada teknologi atau lembaga yang dapat memprediksi kapan terjadi bencana alam.

"Kami imbau kepada saudara-saudara kami di berbagai daerah untuk tidak melemparkan isu yang kiranya tidak bisa dijamin kebenarannya. Karena sampai hari ini belum ada satu teknologi atau lembaga yang bisa prediksi kapan terjadi gempa dan tsunami," jelas Doni di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (8/10/2019).

Dia berharap masyarakat dapat mengikuti semua informasi yang diberikan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Doni memastikan bahwa pemerintah akan selalu memberikan informasi yang benar kepada warga.

"Kita semua prihatin, dan tidak ada yang ingin kesulitan. Kami berusaha berikan informasi yang benar," ucapnya.

Gempa dengan kekuatan magnitudo 6,8 mengguncang Ambon, Maluku pada Kamis 26 September 2019. Doni pun mengajak seluruh masyarakat dari berbagai daerah ikut meringankan penderitaan warga Maluku.

"Para relawan, pegiat lingkungan dan seluruh komponen bangsa untuk bisa ringankan kondisi kawan kita di Maluku," tutur Doni.

Akibat gempa ini, 39 orang meninggal dunia. Sementara, korban yang mengalami luka berat hingga ringan totalnya 1.578 orang.

"Pengungsi 170.900 jiwa," kata Doni.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


6.335 Rumah Rusak

Gempa di Ambon
Kondisi bangunan rumah yang rusak akibat gempa di Ambon, Maluku, Jumat (27/9/2019). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut korban meninggal akibat gempa magnitudo 6,5 yang mengguncang Maluku pada 26 September 2019 sebanyak 23 orang. (HO/BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA/AFP)

Menurut Doni, berdasarkan data terbaru yang didapatnya, total 6.335 rumah yang mengalami kerusakan. Jumlah itu terdiri dari rumah dengan kerusukan berat, sedang, hingga ringan.

"Untuk rumah rusak berat mencapai 1.273. Rusak sedang 1.837, rusak ringan 3.245," ujarnya.

Selain rumah, terdapat 512 unit fasilitas umum dan fasilitas sosial yang juga rusak akibat gempa Maluku. Doni mengaku diperintahkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk kembali meninjau lokasi gempa di Ambon, Papua.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya