Humphrey Sebut Ada Partai Minta Uang Kontribusi Rp 500 Miliar ke Calon Menteri

Humphrey menyebut orang itu sebenarnya sudah disukai Presiden Joko Widodo. Namun, kemudian ada partai yang mendekatinya.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Nov 2019, 21:33 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2019, 21:33 WIB
PPP Muktamar Jakarta Gelar Mukernas Tentukan Dukungan di Pilpres 2019
Ketum PPP Muktamar Jakarta Humphrey Djemat memberi sambutan saat membuka Mukernas III PPP Muktamar Jakarta di Kantor DPP PPP, Menteng, Kamis (15/11). Selain mengukuhkan Humprey, mukernas akan merevitalisasi struktur DPP PPP. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

 

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PPP Muktamar Jakarta Humphrey Djemat mengungkap ada calon menteri Presiden Joko Widodo yang diminta uang kontribusi oleh partai politik agar namanya disodorkan kepada Jokowi. Jumlahnya pun bernilai fantastis hingga Rp 500 miliar.

Humphrey menyebut orang itu sebenarnya sudah disukai Presiden Joko Widodo. Namun, kemudian ada partai yang mendekatinya.

"Saya sudah mendengar dari calon menteri yang sebenarnya itu pilihan Jokowi, dia mau diendorse partai politik tersebut, dia tidak harus kasih uang untuk itu, tapi harus ada komitmen selama dia menjadi menteri, harus bisa berkontribusi Rp 500 miliar," ujar Humphrey dalam diskusi di kawasan Matraman, Jakarta, Minggu (24/11/2019).

Humphrey menolak menyebutkan partai yang dia maksud. Namun, dia mengatakan, orang itu menolak tawaran partai karena harus membayar uang kontribusi.

"Karena dia memang orang profersional ya itu tentu against dari pada esensi dari hati nuraninya, dia tidak mau. Kalau dia mau, dia bisa, karena diminta uang pun dia tidak punya, karena dia seorang profesional, keahliannya memang dibutuhkan oleh presiden," jelas Humphrey.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Parpol Dimintah Berbenah

Humphrey menyebut, tidak menutup praktik demikian juga terjadi ke calon menteri lainnya. Dia berharap partai politik berbenah dengan sistem rekrutmen yang transaksional.

"Tapi kalau terjadi seperti ini kemungkinan bisa terjadi dengan yang lain kan. Jadi praktik semacam ini sudah jadi preseden. kita enggak tahu. Kebetulan itu teman saya," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya