Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengakui anggaran belanja alat utama sistem senjata (Alutsista) Indonesia lebih kecil dibandingkan negara tetangga di Asia Tenggara. Sebab, kata Prabowo, Indonesia tidak sampai satu persen dari Gross Domestic Product (GDP).
GDP adalah nilai dan jasa akhir yang dihasilkan dari berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun.
"Dari produksi domestik kita, kita baru sekitar 0,8 persen. Tetangga-tetangga kita ada yang 3 persen," kata Prabowo di kantornya, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (3/12/2019).
Advertisement
Dengan anggaran itu, Prabowo mengaku saat ini tengah memperjuangkan hal tersebut. Sebab, hal ini berbicara terkait keamanan wilayah Republik Indonesia.
"Kita menjaga wilayah kita, mengamankan kekayaan kita supaya tidak dicuri bangsa lain," tegasnya.
Sebelumnya, Prabowo Subianto beserta jajaran Kementerian Pertahanan (Kemenhan) melihat pameran industri Alutsista di halaman Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Prabowo tampak mengenakan pakaian safari warna krem dengan topi koboi.
Pantauan merdeka.com, acara ini turut dihadiri Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Andika Perkasa, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI AL Siwi Sukma Adji, dan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Wakasau) Marsekal Madya TNI AU Fahru Zaini. Mereka pun bersama-sama melihat pameran tersebut.
Alutsista yang dipamerkan di antaranya, kendaraan taktis, produk Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau kendaraan tanpa awak, produk senjata atau bom, produk kendaraan tempur (Ranpur), produk optik, produk kapal intai, produk galangan kapal, produk komunikasi, produk energi.
Adapun yang non alutsista merupakan produk perorangan berupa helm, seragam, hingga rompi. Berdasarkan informasi, sebanyak 25 industri pertahanan swasta dalam negeri ikut serta dalam pameran ini.
Reporter: Ronald