Alasan Pemerintah Indonesia Tak Terapkan Lockdown Terkait Covid-19

Sejauh ini, pemerintah Indonesia menggencarkan imbauan pembatasan interaksi sosial untuk mencegah penyebaran Covid-19.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 18 Mar 2020, 11:13 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2020, 11:13 WIB
Melihat Posko COVID-19 Dinas Kesehatan DKI Jakarta
Petugas melewati layar pemantau yang menunjukan penyebaran virus corona (COVID-19) di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (9/3/2020). Dari 3.580 orang yang menghubungi Posko COVID-19 DKI Jakarta, ada 64 kasus kategori Orang Dalam Pantauan dan 56 Pasien Dalam Pengawasan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menyampaikan, alasan mengapa pemerintah Indonesia tidak menerapkan lockdown atau karantina wilayah. Hal itu berkaitan dengan aktivitas perekonomian masyarakat.

"Di Indonesia banyak sekali yang bekerja mengandalkan upah harian. Itu menjadi salah satu kepedulian pemerintah, supaya aktivitas ekonomi tetap berjalan," tutur Wiku di Kantor Graha Bafan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Rabu (18/3/2020).

Untuk itu, Wiku melanjutkan, pemerintah memilih untuk mengajak masyarakat melakukan pembatasan interaksi sosial atau social distancing terkait Covid-19. Hal itu didukung dengan kebijakan setiap kepala daerah di antaranya meliburkan sekolah dan menutup sementara tempat wisata.

"Lockdown artinya membatasi betul-betul satu wilayah atau daerah dan itu memiliki implikasi ekonomi, sosial, keamanan. Maka itu kebijakan belum bisa diambil saat ini. Kembali social distancing yang paling penting," jelas dia.

Menurut Wiku, mekanisme penularan virus corona yang sejauh ini diketahui adalah melalui kontak penderita dengan orang lain secara langsung.

"Jadi dengan yang demam, batuk ringan, yang berbahaya itu batuknya. Maka harus jaga jarak sehingga tidak mengenai kita. Batuk, bisa karena ini (Covid-19) atau yang lain, tapi karena ada hal ini (kasus virus corona), maka kita social distancing," Wiku menandaskan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Hadapi Musuh yang Tak Tahu Cara Kerjanya

Antisipasi Virus Corona di Stasiun Gambir
Calon penumpang kereta api mengenakan masker saat berada di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (31/01). Dalam rangka pencegahan Virus Corona, PT Kereta Api Indonesia (persero) melakukan sosialisasi kepada penumpang dengan membagi-bagikan masker di stasiun Gambir. (merdeka.com/Imam Buhori)

Tim Pakar Gugus Penanganan Covid Memahami Risiko Corona, Wiku Adisasmito meminta masyarakat sadar betul akan pentingnya membatasi interaksi sosial atau social distancing.

"Masyarakat harus tenang dan waspada. Tenang bukan berarti tidak memperhatikan. Kita menghadapi musuh yang sudah terindetifikasi, tapi yang belum kita pahami bersama cara kerja musuhnya," tutur Wiku di Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Rabu (18/3/2020).

Menurut Wiku, satu-satunya langkah yang dapat dilakukan bersama adalah dengan membatasi interaksi sosial. Dengan kesadaran tersebut, penyebaran virus corona dapat ditekan.

"Jadi kalau kita melakukan hal ini, kita sudah melawan musuh kita dengan baik. Pemerintah masih mendorong terjaga aktivitas ekonomi, tapi dengan modifikasi, cara kita bekerja," jelas dia.

Wiku sebagai perwakilan pemerintah meminta masyarakat agar menjaga pola hidup sehat. Termasuk menerapkan lima hal pencegahan penularan virus corona.

"Ada lima hal penting, pertama jaga jarak dengan orang lain. Dilarang jabat tangan. Cuci tangan. Hindari kerumunan. Pakai masker di tempat ramai," Wiku menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya