Jubir Penanganan Corona: 10 Ribu APD Sudah Dikirim ke Medan

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona atau Covid-19, Achmad Yurianto membantah bahwa rumah sakit di daerah Sumatera Utara kekurangan APD, termasuk masker.

oleh Yopi Makdori diperbarui 31 Mar 2020, 15:18 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2020, 15:18 WIB
Achmad Yurianto
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto saat konferensi pers Corona di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (28/3/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona atau Covid-19, Achmad Yurianto membantah bahwa rumah sakit di daerah Sumatera Utara kekurangan APD, termasuk masker. Menurutnya dia, pihaknya telah mendistribusikan perlengkapan APD secara lengkap ke wilayah tersebut.

"Kita baru saja ngirim 10 ribu APD ke Medan," ungkapnya saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (31/3/2020).

Kendati begitu, dirinya tidak mengetahui secara pasti apakah peralatan kesehatan sejumlah itu sudah cukup untuk mengakomodir kebutuhan rumah sakit di sana.

"Saya kan tugasnya gak ngurus sampai rumah sakit. Tugasnya kan ngirim sampai provinsi," jelasnya.

Menurutnya, jika sudah di tangan provinsi, maka yang mengordinirkan distribusi APD tersebut adalah pemerintah daerah setempat.

"Kita tiap hari ngirim kok," tandasnya.

Sementara itu soal usulan menjadikan pabrik-pabrik konveksi menjadi tempat produksi APD, Yurianto mengatakan pihaknya telah menjalankan mekanisme itu. Jadi semestinya tidak ada lagi keluhan tenaga kesehatan yang mengaku kekurangan APD.

"Sekarang produksi dalam negeri udah ribuan itu. Tapi kan gak mungkin sehari bikin sejuta," tegasnya.

Sebelumnya, salah satu dosen di rumah sakit daerah Sumatera Utara mengaku banyak tenaga medis dan kesehatan kekurangan masker dan alat perlindungan diri atau APD.

Dokter yang tak mau identitasnya diungkap itu menceritakan bahwa saat ini persediaan masker di rumah sakit begitu terbatas.

"Sekelas rumah sakit yang biasanya udah pesan dari distributor besar, gak dapat gitu loh," kata dokter itu kala dihubungi, Senin (30/3/2020).

Dokter anestesi itu mengungkapkan, barang-barang seperti masker begitu diperlukan dalam ruangan operasi. Biasanya para tenaga kesehatan bisa dengan leluasa mengambil masker untuk dipergunakan dalam ruang operasi, namun saat ini ia mengaku pihak rumah sakit hanya menyediakan 10 buah masker setiap ruang operasi perharinya.

"Jadinya dibatasinya satu ruangan operasi itu hanya untuk 10 masker. Belum ganti perawat, dokternya, yang lain. Kalau break makan ini gimana? Kan mesti diganti. Gak masuk akal," ungkapnya.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Imbauan IDI

Terlebih lagi, menurutnya sudah ada imbauan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) karena merebaknya wabah Covid-19 meminta setiap dokter yang memeriksa pasien harus menggunakan masker.

"Untuk kita aja yang kerja di dalam (ruang operasi) susah," tegasnya.

Dokter itu mengungkapkan, biasanya setiap hari satu ruangan operasi bisa banyak melayani pasien. Namun sejak kekurangan alat medis, setiap harinya hanya melayani beberapa saja.

"Akhirnya kita minta bagi operasi yang bisa ditunda ya ditunda dulu, kecuali operasi melahirkan ya kan itu sudah jauh-jauh hari, gak bisa ditunda juga," tukasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya