Program Dasa Wisma Bantu Lawan Corona Covid 19 Direspons Positif

Moeldoko yakin partisipasi publik akan sangat membantu pemerintah mengatasi penyebaran Covid-19.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 22 Apr 2020, 12:25 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2020, 05:54 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko usai mengisi acara di Malang, Jawa Timur (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Jakarta Program Dasa Wisma 10 Rumah Aman yang digagas Kantor Staf Presiden (KSP) mendapat respons positif masyarakat. Saat ini sudah terbentuk 10 komunitas di berbagai wilayah dan akan segera diperluas sebagai embrio untuk sebuah kecamatan.

"Kita mengujicoba kegiatan berbasis program Dasa Wisma dengan membangun partisipasi publik melawan corona," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Bina Graha, Jakarta, Rabu (1/4/2020).

Moeldoko yakin partisipasi publik akan sangat membantu pemerintah mengatasi penyebaran Covid-19. Dalam program ini, publik membentuk komunitas berbasis daring secara aktif dan mandiri. Masyarakat yang terlibat, nanti akan mendapat supervisi dari relawan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga Puskesmas terdekat.

Memanfaatkan Whatsapps Group (WAG), setiap kelompok terisi 30-40 kepala keluarga atau rumah. Program ini langsung mendapat respons masyarakat di Legok, Tangerang, Banten. Mereka membentuk mata rantai komunitas berbasis teknologi.

"Kami langsung bergerak begitu tahu ada program 10 Rumah Aman. Sebab, kami tahu bila program ini sangat bagus untuk memutus sebaran Covid-19. Sekarang lingkungan RT bisa terhubung kembali satu sama lain dengan arah yang jelas," kata Agus Heri Nugroho, Ketua RT 3 Perum Legok Permai-Blok Flamboyan, Legok, Tangerang, Banten, Rabu.

Fungsi program pun berkembang. Dampak negatif Covid-19 secara ekonomi ikut diperhatikan. Secara gotong royong, mereka ikut mengumpulkan donasi logistik. Beragam bantuan ini akan disalurkan pada pihak yang membutuhkan di wilayah RT masing-masing. Pengumpulan dan pembagian donasinya dilakukan secara aman. Caranya, donasi logistik diletakan di depan rumah.

“Secara khusus kami menyambut baik program ini. Selain sosial, di situ ada aspek kemanusiaannya. Para warga yang kesulitan secara ekonomi karena Covid-19 akan dibantu secara gotong royong. Hal ini juga sudah mulai berjalan. Sembako dikumpulkan lalu diberikan kepada yang memerlukan,” papar Yana selaku Ketua RT 10/RW 03, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.

Melalui WAG, struktur kelompok ini juga terbentuk rapi. Selain ada ketuanya, kelompok ini menunjuk Petugas Dasa Wisma atau Karang Taruna. Mereka memastikan anggotanya #diRumahSaja dan rutin memonitor Suhu Tubuh setiap warganya. Informasi tersebut lalu dilaporkan kepada Ketua Kelompok melalui WAG. Dilakukan secara marathon, informasi itu lalu diteruskan kepada Ketua RT.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


10 Langkah Mudah Melawan Covid 19

Pertama, melibatkan Ketua Rukun Tetangga (RT), penggiat Dasa Wisma, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan karang taruna di lingkungan RT. Kegiatan ini akan disupervisi relawan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) atau Relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Namun jika relawan BNPB dan Relawan BPBD belum terbentuk, bisa mengajak puskesmas terdekat sebagai supervisor program.

Kedua, akan dibentuk pula Whatsapps Group (WAG) untuk kelompok kecil sekitar 30-40 rumah dengan menunjuk seorang ketua kelompok. Melalui WAG, semua pihak dapat berdiskusi, mencari informasi dan solusi secara mandiri atau bersama-sama dalam memerangi virus corona di tingkat RT.

Ketiga, pada setiap kelompok akan ditunjuk petugas Dasa Wisma atau Karang Taruna sebagai petugas untuk memastikan warganya sudah melakukan kegiatan Di Rumah Saja. Kemudian, memonitor suhu tubuh warga setiap hari di masing-masing kelompok dan dilaporkan pada Ketua Kelompok melalui WAG.

Keempat, melalui WAG ketua kelompok melapor kepada Ketua RT bila ada warga diketahui suhu tubuhnya mencapai lebih dari 37,5 derajat disertai gejala lain, seperti radang tenggorokan, batuk dan sesak napas selama dua hari atau lebih.

Kelima, bila terpaksa melakukan kontak untuk melakukan pengukuran suhu tubuh, petugas ukur suhu bersama supervisor program, menggunakan masker dan sarung tangan atau selalu bersih dengan mencuci tangan atau disinfektan sebelum dan setelah melakukan pengukuran suhu tubuh warga selesai.

Keenam, mencatat dan membangun hubungan harmonis dengan tenaga medis dan ambulans yang terdekat dengan lingkungan RT.

Ketujuh, Ketua Kelompok juga harus memonitor dan mencatat warga yang berpotensi dan atau yang sudah tidak mampu lagi memiliki penghasilan harian serta kesulitan untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari.

Kedelapan, ketua RT, tokoh masyarakat, dan tokoh agama bergotong-royong mengumpulkan bantuan logistik dari masyarakat untuk dibagikan ke wilayah RT masing-masing. Pembagian bantuan harus dengan cara AMAN, yaitu diletakkan di depan rumah penyumbang maupun di depan rumah yang akan menerima bantuan tanpa adanya kontak sama sekali.

Kesembilan, sebagai simbol warga sudah saling terhubung akan ditempel stiker 10 Rumah AMAN .

Kesepuluh, warga yang terhubung, ketua kelompok, Ketua RT maupun supervisor Program 10 Rumah AMAN akan saling terhubung dan memberikan laporan secara kontinyu agar mudah terpantau secara nasional. Pelaporannya bisa lebih mudah melalui www.sepuluhrumahaman.id atau download aplikasi 10 rumah AMAN di google playstore.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya