Kepala BPIP: Jangan Jadi Pembawa Virus Corona ke Kampung Halaman

Ia memandang mudik di tengah pandemi corona sebagai jihad akbar mencari pengampunan sosial.

oleh Muhammad Ali diperbarui 25 Apr 2020, 12:47 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2020, 12:47 WIB
Komisi II DPR Panggil BPIP
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi bersiap mengikuti Rapat dengar Pendapat dengan Komisi II DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2020). Agenda rapat salah satunya membahas rencana pemulangan anak-anak ISIS eks WNI. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, mengajak semua pihak tidak menjadi agen pembawa virus corona ke kampung halaman, dengan cara tidak melakukan tradisi mudik.

"Mari bersama-sama membangun peradaban secara pasif dengan cara tidak menjadi pembawa virus Corona ke kampung halaman," ujar dia di Jakarta, Sabtu (25/4/2020).

Ia menyampaikan hal tersebut dalam tausiah daring bertajuk “Jumat bersama BPIP: Puasa membangun peradaban” yang diselenggarakan Direktorat Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP, Jumat (24/4).

Ia memandang mudik di tengah pandemi corona sebagai jihad akbar mencari pengampunan sosial. Hal ini, kata dia, erat kaitannya dengan ketentuan dalam Islam mengenai dosa bersyarat dan alamiah.

Ia menerangkan, dosa bersyarat yaitu dosa kemanusiaan (insaniah) yang penyelesaiannya dilakukan antarumat manusia itu sendiri, yang karenanya ada situasi dan kondisi yang mengikuti. Sedangkan dosa alamiah adalah hukum sebab akibat, ketika rahmat bagi seluruh alam dilawan maka akibatnya adalah laknat bagi seluruh alam.

Ia mengatakan, sebagai upaya mendapatkan pengampunan sosial, orang yang tinggal di luar daerah akan berupaya untuk bisa melakukan mudik alias pulang kampung agar dapat berhalal bihalal, bertemu dan bersilahturahmi dengan keluarga di tempat asal.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tak Pandang Suku

Dalam situasi ini, kata dia, mudik diartikan sebagai suatu proses yang mengantarkan seseorang untuk mengalami langsung betapa tidak mudahnya melakukan pengampunan sosial.

Namun, di tengah pandemi Covid-19 saat ini, pilihan untuk mudik alias pulang kampung menjadi pilihan yang tidak mudah dan dilematis. Menurut dia, Covid-19 sebagai makhluk gaib yang telah merenggut banyak korban jiwa merupakan laknat bagi seluruh alam.

"Korban Covid-19 tidak memandang suku, agama, atau ras tertentu tetapi semua orang. Bukan hanya itu, bukan hanya orang awam yang menjadi korban tetapi juga dokter dan tenaga medis yang profesional di bidangnya pun terpapar virus Corona dan meninggal dunia," ujar dia.

Oleh karena itu, dia berharap semua pihak bisa berjihad akbar atau mengendalikan diri untuk tidak berbondong-bondong mudik. Apabila hal itu tetap dilakukan, secara tidak langsung justru dapat merusak kesehatan keluarga dan lingkungan di kampung halaman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya