Hanafi Rais Mundur, Isu Munculnya PAN Reformasi Makin Kencang

Keluarnya Hanafi dari pengurus PAN, menguatkan posisi Zulkifli Hasan di PAN dan terlihat kekuatan Amien Rais sebagai tokoh sentral melemah.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 06 Mei 2020, 09:52 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2020, 09:51 WIB
Jelang Deklarasi, Petinggi Gerindra dan PAN Berdatangan ke Rumah Prabowo
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hanafi Rais memberi keterangan saat tiba di rumah Prabowo Subianto di Jakarta, Kamis (9/8). Sejumlah petinggi Gerindra dan PAN mulai berdatangan jelang deklarasi capres-cawapres. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Putra pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, Hanafi Rais mengundurkan diri dari pengurus DPP PAN dan sebagai anggota DPR. Hanafi mengaku kecewa dengan kondisi PAN saat ini. Isu kubu Amien Rais mendirikan partai sempalan pun makin menguat.

Peneliti politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Aisah Putri Budiatri menilai, sangat mungkin muncul partai sempalan dari PAN. Setidaknya ada dua faktor besar mengapa partai ini bisa pecah.

Pertama, keluarnya Hanafi memperlihatkan kegagalan PAN melakukan konsolidasi pasca Kongres V yang memecah dua kubu. Friksi antara kelompok pemenang yaitu Zulkifli Hasan dan kelompok yang kalah, Mulfachri Harahap yang dibekingi Amien Rais, terus berlanjut.

"Perpecahan ini meninggalkan kubu Zulhas di dalam PAN, dan kubu Rais keluar partai," ujar Aisah kepada wartawan, Rabu (6/5/2020).

Kemudian, dengan keluarnya Hanafi dari pengurus PAN, maka menguatkan posisi Zulkifli Hasan di PAN. Makin terlihat kekuatan Amien Rais sebagai tokoh sentral melemah.

"Keluarnya Hanafi Rais, menguatkan posisi Zulhas sebagai penguasa terkuat di PAN dan sesungguhnya menunjukan bahwa kekuatan Amien Rais semakin lemah di dalam PAN," kata Aisah.

Dia melihat melemahnya kekuatan Amien Rais sudah terlihat sejak tak masuk struktur pengurus partai. Posisi Hanafi sebagai Waketum juga tak begitu strategis. Dengan lemahnya kekuatan mantan ketua MPR itu di PAN, makin sulit untuk mempengaruhi keputusan penting partai.

Maka itu, sangat mungkin Amien Rais menyusun strategi ke depan. Kelompok loyalis Amien masih kuat di internal partai. Serta, masih ada peluang bagi partai yang berada di posisi oposisi murni yang dapat merebut suara dalam Pemilu 2024.

"Maka sangat mungkin, kubu Rais berstrategi membentuk partai baru," kata Aisah.

Dia menduga, Hanafi Rais akan memegang posisi sentral dalam proses ini jika memang pembentukan partai atau kekuatan poros baru Amien Rais terjadi. Tentu, wacana partai baru ini akan membuat suara umat di PAN bisa tergerus.

"Hal ini umum terjadi ketika konflik partai memicu lahirnya partai baru, maka partai baru sedikit banyak akan menggerus kader dan konstituen partai induk. Amien Rais, sebagai pendiri PAN, bila membentuk partai baru maka akan punya potensi melakukan itu, seberapa pun besarnya," pungkas Aisah.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Deklarasi Setelah Lebaran

Sebelumnya, salah satu loyalis Amien Rais, Muhammad Asri Anas mengatakan wacana PAN reformasi masih jalan terus. Pihaknya masih banyak berdiskusi sebelum mendeklarasikan diri. Salah satunya soal nama.

Anas yang juga mundur sebagai Ketua DPW PAN Sulbar ini mengatakan, banyak kader kecewa dengan arah politik partai yang mendekati kekuasaan.

Anas juga mengaku sudah mengajak Hanafi bergabung dengan PAN versi baru ini. Dia mengatakan, deklarasi paling mungkin digelar setelah Lebaran.

"Kalau rencana kita untuk partai itu jalan terus, kita berharap sesudah Lebaran bisa deklarasi," kata Asri Anas saat dihubungi, Selasa (5/5/2020).

 

Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya