Liputan6.com, Jakarta Mantan KSAD Pramono Edhie Wibowo meninggal karena serangan jantung di Cianjur, Sabtu (13/6/2020) malam.
Sosok Pramono Edhie Wibowo pernah menuai kontroversi saat diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat pada 2011 menggantikan George Toisutta. Ada pendapat, pria kelahiran Magelang, 5 Mei 1955 itu mendapatkan kursi tersebut karena nepotisme.
Pramono merupakan adik ipar Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, walaupun satu keluarga, Pramono tidak berada pada satu partai yang sama dengan SBY. Pramono saat ini berada pada bendera Golkar, dan dipilih untuk menjadi maju ke Pemilu Kepresidenan 2015.
Advertisement
Untuk menjadi Mayor Jenderal TNI pun, mantan ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri itu berjuang dari bawah.
Apabila menilik latar belakang keluarga Pramono, maka bisa dibilang bahwa Pramono terinspirasi oleh ayahnya, yaitu Letjen Purnawirawan Sarwo Edhie Wibowo; Sang Pangkostrad yang andil dalam penumpasan G 30 S PKI.
Pramono Edhie membangun karirnya dengan menempuh pendidikan AKABRI pada 1980. Pada tahun yang sama Pramono ditunjuk sebagai Komandan Pleton Grup I Kopassandha. Berkat kegigihannya, karir Pramono berkembang. Pada 1984, setelah menjadi perwira Operasi grp I Kopassandha pada tahun 1981, Pramono ditunjuk sebagai Komandan Kompi 112/11 grup I Kopassandha.
Pada 1995, Pramono menempuh Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Sesko AD). Satu tahun kemudian, Pramono menjabat sebagai Perwira Intel Operasi grup I Kopassus. Bernaung dalam tenda Kopassus, Pramono kemudian menjawab sebagai wakil Komandan pada tahun 1996, dan terpilih menjadi Komandan dua tahun kemudian.
Setelah masa reformasi berlangsung, Pramono terpilih menjadi Ajudan Presiden Megawati Soekarno Putri pada tahun 2001. Pada tahun yang sama, Pramono menempuh Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI), dan kemudian menjabat sebagai Perwira Tinggi Staf Ahli Bidang Ekonomi Sesko TNI 2004.
Karir Pramono terus meningkat, sehingga dia menjadi Wakil Danjen Kopassus pada 2005, Kasdam IV/ Diponegoro pada tahun 2007, dan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus TNI AD pada tahun 2008 hingga tahun 2009. Pada tahun 2009, Pramono menjabat sebagai Panglima KOSTRAD Pangdam III Siliwangi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pensiun
Pada awal Juni, Pramono pensiun dengan jabatan terakhir sebagai KASAD. Kemudian pada 29 Juni 2013, Pramono resmi masuk partai Demokrat. Kehadirannya sebagai petinggi partai bisa menjadi ancaman bagi kader Partai Demokrat maupun tokoh nasional yang hendak mengikuti konvensi calon presiden (Capres) yang akan digelar partai tersebut.
Meski baru bergabung, Pramono sudah disambut hangat oleh para kader Demokrat. Ia mengaku masuk partai karena ingin membantu partai sang kakak, Ani Yudhoyono.
Pendidikan
AKABRI (1980)
Sesko Angkatan Darat 1995
Sesko TNI 2001
Karir
Komandan Pleton Group I Kopassandha (1980)
Perwira Operasi Grup I Kopassandha (1981)
Komandan Kompi 112/11 grup I Kopassandha (1984)
Perwira Intel Operasi grup I Kopassus (1986)
Komandan batalyon 11/1 Kopassus (1995)
Wakil Komandan Grup I/Kopassus (1996)
Komandan grp i/Kopassus (1998)
Ajudan Presiden Megawati Soekarno Putri (2001)
Perwira Tinggi Staf Ahli Bidang Ekonomi Politik Sesko TNI (2004)
Wakil Danjen Kopassus (2005)
Kasdam IV/ Diponegoro (2007)
Komandan jenderal Komando Pasukan Khusus TNI AD Kopassus (2008-2009)
Penghargaan
Anugerah Bintang Bhayangkara Utama dari Polri
Lulusan terbaik Akabri tahun 1980
Advertisement