4 Fakta Video Viral Sopir Bajaj Dipukul Pakai Batu Timbangan di Pasar Rumput

Pelaku memukul Herman (sopir bajaj) menggunakan batu timbangan hingga membuat korban sempat tak sadarkan diri.

oleh Maria Flora diperbarui 05 Sep 2020, 09:29 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2020, 09:29 WIB
Ilustrasi garis polisi. (Liputan6.com/Raden Trimutia Hatta)
Ilustrasi garis polisi. (Liputan6.com/Raden Trimutia Hatta)

Liputan6.com, Jakarta - Penganiayaan yang dilakukan seorang pengguna jalan di sekitar kawasan Pasar Rumput, Setiabudi, Jakarta Selatan viral di media sosial. Korbannya adalah seorang sopir bajaj bernama Herman Wijaya (49).

Akibat insiden tersebut, korban tak sadarkan diri karena mengalami luka robek di kepala dan pipi, serta lebam di mata sebelah kiri. Dia pun mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Budi Asih.

Video viral tersebut salah satunya diunggah akun Instagram @jurnalis169. 

Saat kejadian, korban yang tengah menenteng sejumlah plastik, tiba-tiba dipukul bagian belakang kepalanya oleh seorang pejalan kaki hingga tersungkur. 

Menurut laporan, pelaku memukul Herman (sopir bajaj) menggunakan batu timbangan hingga membuat korban sempat tak sadarkan diri.

Berikut fakta soal sopir bajaj dipukul dengan batu timbangan di kawasan Setiabudi:

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Viral d Media Sosial

Dilarang Melintas Garis Polisi
Ilustrasi Foto Garis Polisi (iStockphoto)

Sebuah video yang menunjukkan seorang pria terkapar di trotoar setelah dihantam menggunakan batu oleh pengguna jalan viral di media sosial. Penganiayaan terekam kamera pengawas atau CCTV.

Pada rekaman tersebut, korban yang tengah berjalan menenteng plastik, tiba-tiba kepalanya dipukul dari belakang oleh pejalan kaki lain hingga jatuh tersungkur.

Saat melihat korbannya tersungkur, pelaku langsung lari tunggang-langgang.

"Peristiwa itu terjadi pukul 06.30 WIB. Korbannya adalah Herman Wijaya (49) yang sehari-hari bekerja sebagai sopir Bajaj di sekitaran Pasar Rumput, Jakarta Selatan," kata Kapolsek Setiabudi, AKBP I Made Bayu Sutha Sartana, Jumat, 4 September 2020.


Pelaku Teman Korban

Olah TKP Ledakan di Monas
Petugas memasang garis pembatas polisi (police line) di area ledakan sekitar Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Selasa (3/12/2019). Dalam ledakan itu dua anggota TNI menjadi korban dan mengalami luka. (merdeka.com/Imam Buhori)

I Made menyebut, pelakunya adalah Ucok, yang tak lain adalah teman korban. Buruh di Pasar Rumput itu memukul kepala belakang korban dengan batu timbangan.

Korban pun terjatuh dan menghantam pagar. Saat itu, korban sempat tidak sadarkan diri.

"Korban dan pelaku saling kenal," ujar I Made.

Dia menerangkan, pihaknya kini sedang memburu Ucok. "Sampai dengan saat ini kami belum mengetahui keberadaan Ucok," tandas dia.


Diduga Pelaku Tersinggung

Garis Polisi Ilustrasi
(Liputan6.com/ilustrasi)

Usai mengetahui identitas pelaku, polisi meminta keterangan dari Herman yang telah menjadi korban penganiayaan Ucok, temannya. 

Menurut pengakuan korban Herman Wijaya (49), sebelum penganiayaan terjadi, sempat bersenda gurau dengan Ucok yang disebut-sebut sebagai pelaku.

"Kami sudah temui orangnya. Dia bilang kami tadinya bercanda-bercanda pak, entah mungkin ada ketersinggungan apa atau Ucok mungkin marah sama saya," kata I Made saat dihubungi soal penganiayaan sopir bajaj itu, Jumat (4/9/2020).


Dipukul Pakai Batu Timbangan

Garis Polisi
Garis polisi dipasang di lokasi makam yang dibongkar orang tak dikenal di Bekasi. (Bam Sinulingga/Liputan6.com)

Ucok memukul kepala belakang Herman Wijaya dengan batu timbangan. Korban pun terjatuh dan menghantam pagar. Saat itu, korban sempat tidak sadarkan diri.

Akibat kejadian itu, korban harus mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Budi Asih.

"Kondisi korban saat ini dalam keadaan pusing dan kepala pada bagian belakang luka dengan tiga jahitan, Muka pada bagian pelipis sebelah kiri luka robek dan mata sebelah kiri dalam keadaan lebam," ujar I Made.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya