Anggotanya Ditembak KKB, TGPF Evaluasi Kegiatan di Papua

Anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya yang terluka akibat ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata Papua telah dievakuasi ke Jakarta.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Okt 2020, 11:23 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2020, 11:23 WIB
Anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya yang terluka akibat ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata Papua telah dievakuasi ke Jakarta.
Anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya yang terluka akibat ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata Papua telah dievakuasi ke Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya yang terluka akibat ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata Papua telah dievakuasi ke Jakarta.

“Pagi ini anggota TGPF dan anggota TNI yang terluka dalam penyerangan kemarin sore telah kami evakuasi ke Jakarta untuk perawatan pengobatan lebih lanjut,” ujar Wakil Ketua TGPF Sugeng Purnomo pada keterangannya, Sabtu (10/10/2020).

Sugeng menjelaskan bahwa korban yang terluka dievakusi dengan Helicopter Caracal TNI AU dari Sugapa, Intan Jaya pukul 07.00 WIT ke Timika, dilanjutkan dengan proses pemindahan ke pesawat Boeing TNI AU di bandara Timika. Kemudian pada pukul 08.22 WIT dengan pesawat TNI AU menuju Jakarta dengan rute Timika-Hasanuddin-Jakarta.

Korban yang dievakusi adalah anggota TGPF, Bambang Purwoko yang merupakan Dosen dan Peneliti dari Universitas Gadjah Mada, yang berpengalaman meneliti di Papua dan pernah menjadi ketua Pokja Papua UGM. Korban kedua yang dievakuasi adalah Sersan Satu TNI Faisal Akbar, Anggota Satgas Apter Hitadipa dari satuan asal Kodim 1304 Gorontalo.

Akibat aksi penembakan tersebut, Bambang mengalami luka tembak pada bagian kaki, sedangkan Sersan Satu Faisal tertembak dibagian pinggang.

Sugeng menekankan bahwa saat ini prioritas tim TGPF yang dibentuk oleh Menko Polhukam ini adalah evakuasi untuk keselamatan dan perawatan, yang telah berjalan aman dan lancar.

“Tim sedang mengevaluasi seluruh kegiatan yang berjalan, dan terutama mempertimbangkan faktor keamanan dan keselamatan. Tentunya tanpa mengurangi misi memperoleh informasi yang terang tentang kasus ini,” lanjut Sugeng.

Sementara itu, tim investigasi yang berada di Jayapura pagi ini, yang antara lain beranggotakan Makarim Wibisono dan Constan Karma bertemu tokoh Masyarakat/Mantan Bupati Paniai, a.n. Naftali Yogim. Tokoh Papua ini yang membentuk Kabupaten Intan Jaya yang menjadi lokasi terjadinya penembakan terhadap pendeta Yeremias, warga sipil dan dua anggota TNI bulan September lalu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kronologo Kejadian Penembakan Tim TGPF

Sebelumnya, Kepala Penerangan (Kapen) Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, Kolonel Czi IGN Suriastawa mengatakan serangan itu berawal saat rombongan TGPF melintas di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Jumat (9/10). Usai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Hitadipa dan hendak kembali ke Sugapa.

Namun, Penembakan terjadi tepat saat rombongan dalam perjalanan pulang berada di tanjakan Wabogopone, sekitar pukul 15.30 WIT. Rombongan dipimpin Ketua TGPF Benny Mamoto diadang dan ditembaki KKB dari kanan dan kiri jalan di Kampung Mamba tersebut.

Suriastawa mengatakan, saat ini pihaknya memburu KKB tersebut. Pengejaran dilakukan hingga ke hutan diduga menjadi lokasi KKB melarikan diri.

"Saat ini, TNI sedang melakukan pengejaran terhadap gerombolan KKSB yang kabur kedalam hutan disekitar lokasi kejadian pasca penembakan terhadap rombongan TGPF," kata Suriastawa.

Menurutnya, insiden yang menimpa keduanya itu membuktikan kepada masyarakat jika KKB selalu bertindak secara brutal.

"Kejadian penembakan ini membuktikan kepada masyarakat bahwa selama ini KKSB selalu bertindak brutal dan dengan sengaja menghalangi kinerja TGPF yang dibentuk oleh pemerintah dengan melibatkan tokoh-tokoh kredibel untuk mengungkap kebenaran yang terjadi pasca kematian pendeta Yeremia beberapa waktu lalu," kata dia.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya