Terima Duta Besar Italia, Bamsoet Bahas Kerjasama Pembangunan Sirkuit F1 di Bali

Kita bisa kerjasamakan lahan Pemerintah Daerah seijin Gubernur Bali yang sangat strategis, tak kurang dari 200 hektar untuk pembangunan sirkuit F1 di Bali.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Des 2020, 13:38 WIB
Diterbitkan 01 Des 2020, 13:29 WIB
Terima Duta Besar Italia, Bamsoet Bahas Kerjasama Pembangunan Sirkuit F1 di Bali
Terima Duta Besar Italia, Bamsoet Bahas Kerjasama Pembangunan Sirkuit F1 di Bali

Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet melalui Duta Besar Italia untuk Indonesia, H.E. Mr. Benedetto Latteri, mengajak para investor Italia bekerja sama membangun sirkuit balapan Formula 1 (F1) di Bali. Sebagai destinasi wisata nomor satu di Indonesia, dan juga telah memiliki reputasi pariwisata terbaik di dunia, pembangunan sirkuit F1 di Bali sangat menjanjikan. Baik dari sisi investor karena potensi marketnya sudah sangat jelas, maupun dari sisi masyarakat Bali sebagai pengembangan potensi ekonomi dan daerah.

"Kita bisa kerjasamakan lahan Pemerintah Daerah seijin Gubernur Bali yang sangat strategis, tak kurang dari 200 hektar untuk pembangunan sirkuit F1 di Bali. Sebagai negara yang memiliki industri otomotif terbesar dunia, menghasilkan Ferrari, Lamborghini, dan Maserati, Italia punya peluang besar bekerja sama mengembangkan industri otomotif di Indonesia. Salah satunya dengan membangun sirkuit F1," ujar Bamsoet usai menerima Duta Besar Italia untuk Indonesia, H.E. Mr. Benedetto Latteri, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Selasa (1/12/2020).

Calon Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini mengungkapkan, pertumbuhan pecinta otomotif di Indonesia sangat pesat. Dalam setahun, tidak kurang dari 1.600 event otomotif digelar di berbagai daerah. Bahkan setiap pagelaran F1 di Singapura, Singapore Tourism Board (STB) selalu menargetkan sedikitnya lima ribu penonton dari Indonesia. Menunjukan betapa besarnya kecintaan warga Indonesia terhadap F1.

"Selain itu, akses penerbangan internasional dari dan menuju Bali sudah sangat banyak, menjangkau berbagai negara besar dunia. Sehingga memudahkan pecinta F1 dari berbagai negara untuk datang menyaksikan F1 di Bali," ungkap Bamsoet.

Ketua DPR RI ke-20 ini memaparkan, penyelenggaraan F1 di berbagai negara bisa mendatangkan keuntungan hingga triliunan rupiah. Sebagai contoh, perusahaan akuntan global PricewaterhouseCoopers memperkirakan Azerbaijan mendapatkan keuntungan ekonomi mencapai USD 506 juta dollar atau sekitar Rp 7 triliun selama empat tahun menyelenggarakan F1.

"Sebagai langganan tuan rumah yang rutin menyelenggarakan balapan F1, Italia tentu telah memiliki segudang pengalaman. Baik dalam pembangunan sirkuit hingga manajemen penyelenggaraan agar mendapatkan keuntungan maksimal. Tak salah jika kita mengajak Italia untuk bekerjasama. Duta Besar pun menyambutnya dengan antusias," papar Bamsoet.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menerangkan, dari segi prestise, sudah selayaknya Indonesia memiliki sirkuit F1, melengkapi pembangunan sirkuit Mandalika yang akan digunakan untuk Moto GP. Mengingat negara tetangga di skala ASEAN saja sudah memiliki sirkuit untuk balapan F1. Antara lain Malaysia dengan Sirkuit Sepang, Singapura dengan Sirkuit Jalan Raya Marina Bay, dan Vietnam dengan Sirkuit Jalanan Hanoi.

"Sebagai negara terbesar dari segi luas wilayah, jumlah penduduk, maupun kekuatan ekonomi, Indonesia sepatutnya sudah bisa membuat Sirkuit F1. Bali adalah pilihan terbaik. Selain karena kondisi sosial masyarakat yang mendukung, para pecinta F1 rasanya juga tak akan keberatan datang ke Bali. Mereka bisa datang menonton keseruan balapan, setelah itu menikmati berbagai destinasi wisata alam dan budaya di Bali," pungkas Bamsoet.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya