Liputan6.com, Denpasar - Jelang akhir tahun, CHSE (Cleanlinnes, Health, Safety, dan Environment Sustainability) diterapkan secara masif di Pulau Dewata. Salah satu porosnya adalah trilogi destinasi Tabanan, Jembrana, dan Buleleng. Dikuatkan dengan gelaran Familiarization Trip (Famtrip) Kemenparekraf/Baparekraf, 5-9 November 2020, spot ini sangat siap menerima kembali kunjungan wisman.
Kran wisman secara umum siap dibuka lagi di destinasi Bali. Industri pariwisata menerapkan program CHSE secara maksimal. Parameternya 5 aspek industrinya, seperti Tontonan Wisata, Destinasi Wisata, Restoran dan Rumah Makan, Akomodasi, hingga Transportasi Wisata.
Baca Juga
Bantu Masyarakat dan Desa Wisata di Jabar, Kemenparekraf Gelar Literasi Keuangan Serta Bisnis
Kemenparekraf Dukung Usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di 24 Desa Wisata dari 12 Provinsi
Sosok Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, Sarjana Teknik yang Pernah Aktif di PHRI dan Didampingi Irene Umar
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa mengatakan, monitoring dan evaluasi rutin dilakukan guna memastikan standardisasi CHSE tetap tinggi.
Advertisement
"Bali sangat siap menerima kunjungan wisman. CHSE diterapkan menyeluruh dan evaluasinya bagus. Tapi, kami harus menunggu kebijakan pemerintah pusat terkait Covid-19. Melallui Famtrip ini, semua aspek terkait CHSE dicek lagi sekalian branding destinasinya. Sebab, mereka juga membuat konten untuk publikasi media sosial," kata Putu.
Memastikan implementasi CHSE berlanjut dengan standardisasi tinggi, peserta Famtrip juga melakukan penilaian. Mereka mengecek segala aspek menyangkut CHSE, termasuk konten Tontonan Wisata. Untuk sub aspek ini, monitoring di antaranya menitikberatkan kepada ketersediaan tempat cuci tangan, tanda penunjuk arah, hand sanitizer, thermo gun/thermo scanner, ketersediaan masker, dan disinfektan rutin.
Tontonan Wisata juga mengatur jam operasional sesuai regulasi, pengaturan kerumunan massa, hingga pembentukan sistem penanganan kasus emergency. Lebih detail, CHSE juga melihat aspek penggunaan busana Bali, aksara Bali, pembatasan timbulan sampah plastik, dan pemanfaatan produk lokal Bali.
"Semua aspek CHSE tetap berjalan sesuai harapan. Silakan wisatawan datang ke Bali dan nikmati beragam keseruannya," tegas Putu.
Memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan, Destinasi Wisata juga terus diawasi ketat. Parameter pengawasannya fokus kepada aspek protokol kesehatan. Mengindari kontak langsung, destinasi wajib menyediakan fasilitas pembayaran non tunai. Memiliki pengaturan interaksi, antrian, tempat duduk, dan kerumuman massa dengan jarak minimal 1 Meter. Ada juga pelatihan karyawan terkait CHSE.
"Secara perinsip Bali siap menerima seluruh wisatawan New Normal dari beragam latar dan usia. CHSE diterapkan optimal dan standardisasinya selalu dijaga. Item penilaian tetap mirip, meski ada beberapa spesifikasi menurut industri pariwisatanya. Yang pasti, elemen protokol kesehatan harus ada pada tiap sub industri pariwisata," terang Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Rizki Handayani.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Aman untuk Wisatawan
Sama seperti lini lainnya, penilaian diberikan bagi aspek Akomodasi sepanjang poros Tabanan, Jembrana, dan Buleleng. Selain mengacu protokol kesehatan secara menyeluruh, aspek Akomodasi juga menyoroti aspek lain terutama etika meludah, batuk, dan bersin pada area Akomodasi wisata. Untuk transportasi memperhitungkan aspek pengaturan jarak parkir agar tidak padat.
"Hal ini jadi bukti kalau setiap lini industri dimonitoring CHSE-nya. Jadi, semua benar-benar aman untuk wisatawan. Saat destinasi siap, sekarang tinggal menunggu kebijakan pemerintah terkait penanganan Covid-19," kata Rizki.
Â
Advertisement