Ganjar Pranowo: Strategi Seimbangkan Rem dan Gas Terbukti Berikan Hasil Positif

Alumnus Fakultas Hukum UGM tersebut mengatakan kondisi yang sulit ini tidak boleh membuat bangsa Indonesia menyerah atau pesimis.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Des 2020, 21:44 WIB
Diterbitkan 12 Des 2020, 21:05 WIB
ganjar
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) Ganjar Pranowo. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama), Ganjar Pranowo mengatakan pandemi yang melanda Indonesia dan 215 negara lain di dunia, telah menimbulkan dampak yang sangat luar biasa. Dalam waktu yang sangat cepat, pandemi telah menimbulkan apa yang disebut unprecedented crisis. Krisis di bidang kesehatan sekaligus krisis di bidang ekonomi.

Berdasar data per 11 Desember 2020, kata Ganjar, sebanyak 68 juta warga dunia terpapar virus Corona. Sebanyak 1,5 juta jiwa telah meninggal dunia. Di Indonesia sendiri jumlah kasus telah mencapai 600 ribu dengan total kematian sebanyak 18.511 jiwa.

Selain itu, jutaan warga dunia terdampak krisis ekonomi. Banyak yang usahanya berhenti, omzetnya turun, atau kehilangan penghasilan dan pekerjaan. Pertumbuhan ekonomi berbagai negara juga mengalami kontraksi yang sangat hebat, terjun bebas, sebagian besar minus.

Banyak negara di dunia terseret masuk ke dalam jurang Resesi. Indonesia juga mengalami dampak yang sama. Ekonomi Indonesia sempat tumbuh positif di kuartal pertama, namun terkontraksi ke titik terendah di kuartal kedua menjadi minus 5,32 %, lalu pelan-pelan membaik ke angka minus 3,49 % di kuartal ketiga.

Hal tersebut disampaikan Ganjar dalam sambutannya sekaligus membuka acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kagama pada Sabtu (12/12/2020) yang dilaksanakan secara daring. Rakernas Kagama diikuti lebih dari 400 orang Pengurus Kagama dari semua tingkatan baik yang berdomisili di dalam negeri maupun luar negeri.

Alumnus Fakultas Hukum UGM tersebut mengatakan kondisi yang sulit ini tidak boleh membuat bangsa Indonesia menyerah atau pesimis.

"Kita adalah bangsa yang tangguh, tahan banting. Jangan lupa, kita adalah bangsa yang ditempa oleh tantangan alam. Secara geografis kita berada di atas ring of fire yang rentan terhadap terjadinya bencana alam," ujar Ganjar.

"Kita juga bangsa bahari yang sering menghadapi tingginya gelombang samudera. Tantangan ini tidak pernah membuat kita takut atau berkecil hati. Kita hadapi tantangan itu dengan jiwa cakrawartin samudera," imbuh dia.

Ganjar menyebutkan, dalam menghadapi pandemi, Kagama memberikan dukungan penuh kepada Presiden Jokowi, sebagai nahkoda kapal besar Indonesia untuk membawa Indonesia keluar dari krisis. Sebagai nakhoda, Presiden Jokowi telah dengan tepat memandu arah kapal dengan mengedepankan strategi mencari keseimbangan antara penanganan di bidang kesehatan dengan penanganan di bidang ekonomi.

Presiden telah berhasil menemukan titik keseimbangan yang pas antara rem dan gas. Strategi menseimbangkan rem dan gas ini, terbukti telah memberikan hasil yang positif.

"Alhamdulillah kasus aktif di negara kita di kisaran 14,84 % jauh lebih rendah dari rata-rata dunia yang sebesar 28,24%. Case Recovery Rate (rata-rata kesembuhan) di negara kita juga lebih baik yakni di angka 82,10 %, lebih tinggi dari rata-rata dunia, sebesar 69,51%," kata Ganjar.

"Pada saat yang bersamaan, kita juga berhasil menjaga agar pertumbuhan ekonomi tidak turun lebih tajam lagi. Kita sudah melewati rock bottom, titik terendah di kuartal kedua dan bisa tumbuh lebih baik di kuartal ketiga. Situasi ini menunjukkan pengendalian Covid-19 dengan penanganan ekonomi bisa dilakukan secara seimbang," kata Ganjar menegaskan.

Namun demikian, Gubernur Jawa Tengah ini mengingatkan dengan capaian yang baik itu, tidak boleh membuat bangsa Indonesia kendor. Apalagi sampai beranggapan kalau kondisi sudah normal. Ganjar mengingatkan bahwa angka rata-rata kematian di Indonesia masih cukup tinggi sebesar 3,06 %, lebih tinggi dari rata-rata dunia yang sebesar 2,25 %.

"Penularan virus masih terjadi, bahkan ada tren meningkat karena ada yang masih abai, tidak menjalankan protokol kesehatan secara disiplin. Kuncinya adalah kedisiplinan dan kepatuhan kita semua untuk menjalankan protokol kesehatan. Sebab tidak ada yang kebal dari virus, tidak peduli apakah itu pejabat, pemuka agama, karyawan, ibu rumah tangga semuanya bisa terinfeksi," tegas Ganjar.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Jalankan Protokol Kesehatan

Karena itu, Ganjar mengajak segenap lapisan masyarakat khususnya warga Kagama untuk tetap taat menjalankan protokol Kesehatan dengan benar. Ganjar juga meminta Pemerintah agar tidak ragu-ragu dalam menegakkan aturan protokol Kesehatan. 'Solus Populi Suprema Lex', keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi. Menurut Ganjar regulasi yang dibuat selama pandemi harus dipastikan tidak hanya berjalan namun mesti berdampak.

"Negara harus hadir dalam perlindungan dan pemenuhan hak warga negara dalam bidang kesehatan, termasuk untuk tidak pernah berhenti memberikan edukasi pada rakyat, yakni tentang pentingnya protokol kesehatan," kata Ganjar.

"Negara juga harus hadir untuk memastikan protokol kesehatan dijalankan. Terutama di tempat-tempat umum: di pasar, di stasiun, di bandara, di terminal, di pelabuhan," pungkasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya