Upaya Destinasi Wisata Banyuwangi Lawan Pandemi dengan Protokol Covid-19

Banyuwangi mencoba bangkit melalui sektor pariwisatanya di tengah hantaman Pandemi Corona. Sejumlah lokasi wisata telah siap menyambut wisatawan dengan standar protokoler kesehatan.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 17 Des 2020, 13:57 WIB
Diterbitkan 17 Des 2020, 13:56 WIB
Kawasan wisata Ijen siap menyambut wisatawan dengan standar protokoler ketat. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)
Kawasan wisata Ijen siap menyambut wisatawan dengan standar protokoler ketat. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Liputan6.com, Banyuwangi - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus bergerak ke sejumlah destinasi wisata Tanah Air dalam upaya mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional. Sejalan dengan itu, penegakan disiplin protokol kesehatan pencegahan penyebaran virus Corona atau Covid-19 pun digalakkan.

Kali ini, Liputan6.com mendapat kesempatan untuk ikut menyambangi sejumlah lokasi di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur, dengan perjalanan mulai 10 Desember hingga 13 Desember 2020.

Kedatangan di Banyuwangi langsung diarahkan menuju D'dajawatan yang berada di Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, sebuah destinasi wisata yang mengandalkan keindahan bernuansa hutan. Di sana, petugas bermasker sigap menyambut pengunjung dengan alat pengukur suhu tubuh di tangannya. 

Ini menjadi bagian dari gerakan Indonesia Care, yakni penerapan CHSE alias Cleanliness, Healt, Safety & Environment.

Antrean di pintu masuk pun diatur demi menerapkan protokol jaga jarak. Di sejumlah sudut lokasi ditempatkan westafel protabel lengkap dengan sabun untuk cuci tangan.

Jawatan memiliki daya tarik sebagai tempat berfoto. Beberapa spot bahkan sangat kuat keindahannya jika dijadikan sebagai lokasi prewedding.

Sangat diharapkan kesadaran para pengunjung agar kerumunan tidak terjadi di lokasi ini. Hal itu juga memudahkan tugas pihak keamanan yang tampak turut berpatroli di lokasi wisata tersebut.

Lokasi selanjutnya adalah Pantai Boom yang terletak di Kelurahan Kampung Mandar, Kecamatan Banyuwangi. Pantai itu sejatinya merupakan pelabuhan yang hingga kini aktivitasnya masih ada, namun tidak lagi ramai. 

Objek wisata ini juga menjadi pilihan lantaran dinilai oleh kaum muda sangat  instagramable. Saat tiba di sana sore hari, kondisinya terbilang sepi pengunjung.

Tampak upaya destinasi wisata untuk bangkit di tengah pandemi lewat penerapan protokol kesehatan. Beberapa lokasi telah dibangun fasilitas cuci tangan, termasuk imbauan penggunaan masker dan menjaga jarak.

Baik Jejawatan dan Pantai Boom, keduanya tidak menerapkan tarif kunjungan secara formal. Penikmat wisata yang datang ke sana cukup menyiapkan uang parkir jika membawa kendaraan pribadi. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Pesona Kawah Ijen dan Little Africa Baluran

Selama masa pandemi, destinasi wisata Kawah Ijen menerapkan aturan pendakian yang dibuka pukul 03.00 WIB dini hari. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama tim pun memulai keberangkatan menuju lokasi sejak pukul 00.30 WIB.

Perjalanan menuju ke sana dari titik menginap memakan waktu sekitar 70 menit melalui jalur sekitar hutan tanpa penerangan, juga menanjak. Sesampainya di lokasi, udara dingin tentunya menusuk dan mesti ditangkal dengan pakaian hangat.

Titik awal pendakian Kawah Ijen pun ramai dengan imbauan penerapan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Para pendamping juga meminta peserta pendakian agar tertib mengikuti aturan #bersamajagaindonesia.

Kawah ijen berada di perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Mengenakan masker di puncak Gunung Ijen sebenarnya sudah menjadi kebiasaan, sebab ada kondisi saat aroma belerang sangat menyengat hingga membuat pendaki sulit bernapas dan mata perih.

Sebelum mendaki, para petugas terlebih dulu akan sibuk melakukan pemeriksaan suhu tubuh pengunjung, pengawasan cuci tangan, dan pengecekan kesiapan protokol kesehatan lainnya.

Setelah pagi hari di kawasan pegunungan, sorenya tim beralih ke kawasan padang rumput di Taman Nasional Baluran. Lokasinya berada di Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih.

Destinasi wisata ini dijuluki little Africa in Java. Meski begitu, selama pandemi ini pengunjung tidak begitu saja dibiarkan tanpa pengawasan penegakan protokol kesehatan.

Di muka pintu masuk, petugas menyiapkan dua wastafel untuk para pengunjung secara bergantian mencuci tangan. Penggunaan masker juga turut menjadi perhatian petugas sembari melakukan pengecekan suhu tubuh.

Berkelana di Taman Nasional Baluran mesti menggunakan kendaraan. Selain demi efisiensi menjelajahi lokasi yang luasnya 25 ribu hektare, juga agar pengunjung aman dari kera buntut panjang yang jumlahnya mendominasi. Fauna lain yang terpantau ada kerbau liar dan burung merak.

Kondisi yang tidak seramai biasanya menunjukkan bagaimana lokasi wisata benar-benar terdampak pandemi Covid-19. 

 

Indahnya Alam Laut di Pulang Menjangan

Pesona Taman Wisata Baluran Banyuwangi yang disebut sebagai "Little Africa" di Pulau Jawa. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)
Pesona Taman Wisata Baluran Banyuwangi yang disebut sebagai "Little Africa" di Pulau Jawa. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Meski Pulau Tabuhan dan Pulau Menjangan merupakan destinasi wisata yang mengharuskan pengunjung menyeberangi laut, penerapan protokol kesehatan Covid-19 nyatanya tetap ditegakkan. Saat tim tiba di titik awal persiapan penyeberangan via kapal kayu bertenaga motor, petugas sibuk menertibkan pengunjung.

Untuk menuju dua pulau itu, tim mesti berkumpul di Pantai Watudodol. Di pintu masuk pun telah disiapkan fasilitas cuci tangan, lengkap dengan sabun. 

Para pengunjung wajib menjalani pemeriksaan protokol kesehatan terlebih dahulu oleh petugas seperti kelengkapan masker dan cek suhu tubuh, sebelum melanjutkan perjalanan menuju pulau yang berada di selat Bali itu. 

Pesona Indonesia yang ditawarkan Pulau Tabuhan dan Pulau Menjangan adalah keindahan pantai hingga dasar laut. Wisatawan dapat melakukan aktivitas menyelam atau snorkeling untuk melihat cantiknya terumbu karang.

Pengunjung juga diberikan rasa aman lewat pemeliharaan sanitasi baik itu kapal, pelampung, hingga alat-alat snorkeling. Petugas dan pendamping juga selalu sigap mengimbau pentingnya penggunaan masker dan cuci tangan.

Protokol Covid-19 di Hotel dan Restoran

Selama berada di Banyuwangi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memfasilitasi tim menginap di Kokoon Hotel Banyuwangi yang berlokasi di Dadapan, Kecamatan Kabat.

Kebiasaan disiplin protokol kesehatan Covid-19 yang diterapkan di hotel juga terbilang ketat. Siapa pun yang keluar masuk hotel wajib menggunakan hand sanitizer yang disediakan di pintu masuk.

Petugas yang mengenakan masker dan sarung tangan selalu berjaga sambil melakukan pengecekan suhu tubuh ke pengunjung, meski sudah beberapa kali keluar masuk hotel.

Hand sanitizer juga disediakan di setiap spot lift dan pintu masuk ruang apapun. Penyajian makanan di restorannya pun tidak sembarangan. Petugas berjaga di setiap titik pengambilan makanan dan melayani secara langsung sambil melakukan pengawasan disiplin protokol kesehatan.

Untuk di luar hotel, tim diajak mengunjungi tempat makan Kedai Panorama di Penataban, Kecamatan Giri dan Srengenge Wetan Resto di Singonegaran, Kecamatan Banyuwangi. Keduanya juga menerapkan disiplin protokol kesehatan, khususnya aturan jaga jarak. 

Sebelum masuk, pengunjung harus antre mencuci tangan. Petugas juga melakukan pengecekan suhu tubuh di dahi, sambil tetap mengimbau agar melepas masker hanya saat aktivitas makan saja.

Menjadi kewajiban bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap menaati aturan disiplin protokol kesehatan Covid-19 di mana pun, termasuk di lokasi wisata. Adapun terkait upaya percepatan pertumbuhan ekonomi nasional selama pandemi, dapat juga mengakses www.indonesia.travel/id/id/i-do-care-covid19 sebagai referensi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya