Bencana Silih Berganti di Awal Tahun 2021

Selain menelan banyak korban jiwa, bencana alam tersebut juga menghancurkan ribuan rumah dan bangunan.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 20 Jan 2021, 07:19 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2021, 00:01 WIB
Dampak gempa Mamuju
Foto udara gedung kantor Gubernur yang rusak akibat gempa bumi dengan magnitudo 6,2 di Mamuju, Sulawesi Barat, Minggu (17/1/2021). Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) melaporkan korban tewas gempa di Sulawesi Barat hingga 16 Januari pukul 20.00 WIB mencapai 56 orang. (ADEK BERRY/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Bencana datang silih berganti di awal tahun 2021. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 136 bencana terjadi di Indonesia. Mayoritas bencana disebabkan oleh faktor kondisi alam seperti hujan deras, cuaca ekstrem, tanah longsor, banjir, dan lainnya.

Selain menelan banyak korban jiwa, bencana alam tersebut juga menghancurkan ribuan rumah dan bangunan. Ribuan orang pun harus mengungsi untuk berlindung.

Beberapa bencana yang banyak menelan korban jiwa yaitu longsor di Sumedang. Pada Sabtu, 9 Januari 2021 tanah longsor memporak porandakan Dusun Bojong Kondang, RT 03 RW 10, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. Saat itu, 12 orang dinyatakan hilang.

Berdasarkan informasi dari Pusdalops BPBD Kabupaten Sumedang, kejadian longsor terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Penyebab kejadian diduga dipicu hujan dengan intensitas tinggi.

Tebing setinggi 20 meter dan panjang 40 meter longsor menimpa 14 rumah hingga rusak berat.

Namun, saat petugas gabungan mengevakuasi korban dan banyak warga yang menonton, longsor susulan terjadi pukul 19.30 WIB.

Danramil Kecamatan Cimanggung Kapt Inf Setio Pribadi dan Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sumedang turut menjadi korban longsor.

Setelah beberapa hari mencari korban longsor, tim SAR akhirnya berhasil menemukan seluruh korban pada 18 Januari 2021.

Merujuk data Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB per hari Senin (18/1/2021) pukul 20.26 WIB. Total korban meninggal yang berhasil ditemukan mencapai 40 jiwa. Seluruh korban yang sudah ditemukan itu pun sudah berhasil diidentifikasi dan diserahkan ke keluarganya masing-masing.

Di hari yang sama, Indonesia dikejutkan dengan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Pesawat rute Cengkareng-Pontianak itu hilang kontak 4 menit setelah lepas landas dan dipastikan jatuh.

Hingga saat ini tim gabungan masih terus mencari korban dan puing pesawat Sriwijaya Air. Dilaporkan ada 62 orang yang berada di pesawat tersebut. 34 jasad korban sudah berhasil diidentifikasi DVI Polri sementara sisanya masih diperiksa.

Belum tuntas pencarian korban Sriwijaya Air dan longsor di Sumedang, banjir dilaporkan menerjang sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan. Berdasarkan data BNPB banjir tersebut akibat tingginya intenstas hujan yang mengguyur Kalimantan Selatan pada Minggu, 13 Januari 2021.

BNPB melaporkan terdapat 21.990 jiwa terdampak bencana banjir di Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan.

Selain itu, 6.346 rumah terendam banjir. Akses jalan dari Pelaihari ke Banjarmasin pun terputus. Kabid Humas BNPB, Rita Rosita Simatupang mengungkapkan bahwa banjir kali ini disebabkan karena intensitas hujan yang tinggi sejak awal tahun 2021. Sehingga air sungai di Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut meluap.

Selain di Tanah Laut, banjir juga menerjang Kabupaten Balangan, Kalsel. Sebanyak 3.571 rumah terendam banjir pada 16 Januari 2021.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati merilis rincian dari kerugian materil tersebut antara lain rumah terendam di Kecamatan Halong, sebanyak 931 unit, Kecamatan Paringin 20 unit, Kecamatan Juai 576 unit, Kecamatan Paringin Selatan 336 unit, Kecamatan Tebing Tinggi 836 unit dan Kecamatan Awayan 872 unit.

Selain di Kalimantan Selatan, banjir juga melanda Kalimantan Utara. BNPB melaporkan banjir merendam, 533 rumah dan satu masjid.

Banjir berdampak di beberapa lokasi. Antara lain Kecamatan Sembakung, Desa Atap, Desa B. Bagu, Desa Labuk, Desa Pagar, Desa Tujung, Desa M. Bungkul, Desa Lubukan, Desa Tagul, Desa Pelaju dan Desa Tepian.

Menurut BNPB banjir yang terjadi disebabkan hujan dengan intensitas tinggi sehingga Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Sembakung meluap.

Diwaktu yang bersamaan, Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat digoyang rentetan gempa. Gempa pertama terjadi pada Kamis, 15 Januari 2021 siang dengan keluatan magnitudo 5,9.

Keesokan harinya, pada dini hari gempa kedua kembali terjadi dengan kekuatan yang lebih besar, yakni M 6,2.

Gempa kedua mengakibatkan banyak kerusakan bangunan, baik fasilitas umum maupun rumah- rumah warga serta kantor pemerintahan.

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menyebut hingga pukul 16.00 WIB, Senin (18/1/2021) sebanyak 84 orang meninggal akibat gempa yang terjadi di Sulawesi Barat (Sulbar).

Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito menyebut, 73 tiga di antaranya berasal dari Kabupaten Mamuju dan 11 orang di Majene, Sulbar.

Bagus menuturkan pengungsi di dua kabupaten tersebut cukup banyak. Jumlahnya mencapai belasan ribu ke atas. Menurut Bagus timnya dari sejumlah daerah di Sulawesi pun telah diterjunkan guna membantu penanganan gempa di sana.

"Kita juga membawa peralatan ekstrikasi untuk pelaksanaan pembongkaran gedung-gedung yang runtuh dan mulai kemarin kita sudah dibantu oleh Polri," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Banjir Bandang

Banjir bandang menerjang kawasan Komplek Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Selasa (19/1/2021) pagi.
Banjir bandang menerjang kawasan Komplek Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Selasa (19/1/2021) pagi.

Terbaru, bencana banjir bandang menerjang Gunung Mas, Puncak Bogor pada Selasa, 19 Januari 2021.

Dalam sejumlah video yang beredar luas, nampak banjir bandang membawa material air bercampur lumpur dan ranting pohon mengalir deras di kawasan agrowisata itu. Lumpur yang mengalir dari aliran Kali Sampay itu meluap hingga menutup badan jalan.

Penduduk sekitar terlihat panik. Mereka berhamburan keluar rumah dan berlarian ke dataran lebih tinggi. Ada yang mengumandangkan azan saat bencana berlangsung.

Informasi yang dihimpun Liputan6.com, banjir bandang terjadi sekitar pukul 09.30 WIB.

Namun, pada pukul 12.10 WIB banjir bandang susulan terjadi.

Dua orang dilaporkan sempat terbawa banjir lumpur dari aliran Sungai Sampay. Keduanya selamat, tapi mengalami luka.

Sementara itu, seluruh warga yang tinggal di sekitar lokasi banjir bandang diungsikan di Wisma PTPN VIII Gunung Mas dan masjid.

Danramil 2124 Cisarua, Mayor Inf Aris Munandar mengaku sudah memperingatkan masyarakat untuk tidak mendekat ke lokasi banjir bandang. Hal ini dikhawatirkan terjadi banjir susulan.

"Karena kondisi di hulu sungai masih turun hujan,” ujar Aris.

Sementara petugas gabungan dari BPBD, Tagana, TNI dan Kepolisian sudah bersiaga di lokasi untuk membantu mengevakuasi warga.

Diketahui, rumah warga yang terdampak banjir bandang berada di dalam kawasan Agrowisata Gunung Mas milik PTPN VIII. Sebagian besar warga yang bermukim disana sebagian besar karyawan PTPN VIII.

 

Upaya Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi, berkunjung ke Sulawesi Barat, guna melihat langsung wilayah terdampak gempa.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi, berkunjung ke Sulawesi Barat, guna melihat langsung wilayah terdampak gempa. (Biro pers)

Usai gempa memporak porandakan Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat, Presiden Jokowi memerintahkan jajarannya untuk segera melakukan upaya tanggap darurat.

Instruksi ini ditujukan kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Kepala Basarnas Marsdya Bagus Puruhito, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Idham Azis.

Jokowi telah memerintahkan Kepala BNPB Doni Monardo dan Mensos Risma ke lokasi gempa yang melanda beberapa daerah di Sulawesi Barat. Doni Monardo juga telah mengerahkan empat helikopter ke lokasi gempa.

Pada Selasa, 19 Januari 2021, Jokowi juga turun langsung ke lokasi gempa. Dia menjamin akan membantu warga yang rumahnya rusak akibat gempa. Bantuan akan disalurkan lewat uang dengan jumlah berbeda, tergantung pada tingkat kerusakan.

"Untuk yang rusak berat Rp 50 juta, untuk yang rusak sedang Rp 25 juta, dan untuk yang rusak ringan berarti yang retak-retak Rp 10 juta," jelas Jokowi.

Jokowi berharap dengan bantuan dari diberikan maka kondisi masyarakat segera pulih. Baik rumah yang roboh maupun pemulihan ekonomi, pemulihan pelayanan di pemerintahan, birokrasi, bisa segera kembali normal.

"Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan. Terakhir, saya ingin sampaikan rasa duka cita yang mendalam atas korban 80 orang yang meninggal, yang telah ditemukan. Semoga yang ditinggalkan diberi keikhlasan dan kesabaran," Jokowi menandasi.

Sehari sebelum ke Sulawesi Barat, Jokowi mendatangi lokasi banjir di Kalimantan Selatan.  Jokowi meminta jajarannya untuk segera mengirimkan bantuan untuk penanganan banjir di Kalimantan Selatan.

"Saya juga telah memerintahkan Kepala BNPB, telah memerintahkan juga Panglima TNI dan Kapolri untuk secepat-cepatnya mengirim bantuan. Terutama yang berkaitan dengan perahu karet yang sangat dibutuhkan penanganan bencana banjir di Kalimantan Selatan," kata Jokowi melalui Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (15/1/2021).

Dia juga meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dari bencana alam, baik banjir maupun tanah longsor. Pasalnya, terjadi peningkatan curah hujan yang ekstrem pada bulan-bulan kedepan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya