Liputan6.com, Jakarta Menteri Sosial Tri Rismaharini menyaksikan sendiri kiprah Taruna Siaga Bencana (Tagana). Ya, Tagana adalah ujung tombak Kemensos dalam penanganan bencana ini, mengambil peran terdepan dan dengan penuh dedikasi melaksanakan tugasnya.
Dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Tagana ke-17 yang lahir pada tanggal 24 Maret 2004, Mensos menyampaikan apresiasi tinggi dan kebanggaannya.
"Dalam beberapa kunjungan ke lokasi bencana, saya melihat mereka bekerja penuh dedikasi dan pengorbanan di tengah situasi sulit. Mereka bekerja tidak kenal lelah dan penuh pengorbanan. Selamat HUT ke-17 untuk Tagana," kata Mensos di Jakarta (24/3).
Advertisement
Dalam kunjungan ke kawasan bencana, Mensos mendengar laporan bahwa, Tagana dari daerah lain biasa tergerak membantu rekannya yang tengah bertugas di lokasi bencana.
"Jadi Tagana dari daerah sekitar biasa datang dan ikut membantu. Mereka bekerja tidak kenal lelah. Dari pagi sampai malam, " katanya. Dalam melaksanakan tugasnya, Tagana bekerja bersama dengan unsur-unsur masyarakat lainnya termasuk dengan pilar-pilar sosial Kementerian Sosial.
Menurut Mensos, apa yang telah mereka lakukan merupakan cerminan dari semangat kesetiakawanan sosial. Atas dedikasinya yang luar biasa, Mensos menyatakan akan memberikan apresiasi kepada Tagana.
Bagi Mensos, Tagana merupakan produk kearifan lokal yang kehadirannya memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dalam penanganan bencana. Mensos menyinggung peran Tagana dalam menekan jumlah korban jiwa, saat gempa melanda Aceh tahun 2004 silam.
"Di Simeuleu yang harusnya paling parah korban dilaporkan hanya 4 jiwa. Ini tidak lepas dari kuatnya peran kearifan lokal termsuk di dalamnya Tagana, " kata Mensos.
Peringatan HUT Tagana ke-17 akan dirayakan Kemensos dalam waktu dekat. Namun di sejumlah daerah, suasana semarak memperingati HUT Tagana di beberapa daerah.
Dalam kesempatan sebelumnya, Komisi VIII DPR RI mengapresiasi langkah-langkah Kementerian Sosial RI dalam penanganan bencana. Dewan sepakat dengan rencana Kemensos meningkatkan dukungan terhadap program-program perlindungan sosial khususnya dalam penanganan dampak bencana.
Dalam kesempatan Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI, Mensos dan jajaran menyampaikan usulan relokasi anggaran untuk mendukung dan mengoptimalkan tugas-tugas Kemensos dalam program perlindungan sosial.
Hal ini tidak lepas dari kondisi faktual bidang kesejahteraan sosiaal yang masih membutuhkan penanganan serius.
“Seperti diketahui, saat ini kita masih menyaksikan masih berlangsungnya pandemi Covid-19, kejadian bencana eskalasi masih cukup tinggi, serta angka kemiskinan juga masih cukup tinggi,” kata Mensos dalam Rapat Kerja Komisi VIII DPR RI belum lama ini.
Rapat Kerja dipimpin oleh Ketua Komisi VIII Yandri Susanto, dan para wakil ketua, hadir para anggota, baik secara fisik maupun daring. Kemudian para pejabat Eselon 1 di lingkungan Kemensos. Hadir pula Ketua BNPB Doni Manado dan Dirjen Anggaran Kemenkeu RI Isa Rachmatawarta.
Dalam penjelasannya di hadapan anggota dewan, Mensos menyatakan bahwa, tingginya intensitas bencana selama ini, berdampak pada kebutuhan untuk penguatan tugas Kemensos mengatasi masyarakat terdampak. Kepada anggota dewan, Mensos menyatakan harapannya, untuk dapat meningkatkan optimalisasi tugas Kemensos dalam menangani bencana, dengan melakukan relokasi anggaran.
Di antara pos relokasi adalah pada anggaran pembangunan Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) sebesar Rp319.013.536.000. Anggaran ini akan dialokasikan untuk Penanganan Fakir Miskin sebesar Rp277 miliar.
“Kemudian, sebesar Rp37 miliar akan dialokasikan untuk Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam. Untuk pengamanan aset Poltekesos, akan kami alokasikan sebesar Rp5 miliar untuk pemagaran aset,” kata Mensos.
(*)