Nakes di Puksesmas Kota Depok Mulai Kewalahan Tangani Pasien

Tenaga kesehatan di puskesmas Kota Depok mulai kewalahan dalam menangani pasien non COVID-19 maupun COVID-19.

oleh Dicky Agung Prihanto diperbarui 25 Jun 2021, 10:15 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2021, 10:14 WIB
FOTO: Peningkatan Kasus COVID-19 di DKI Jakarta
Petugas medis yang mengenakan alat pelindung diri berada di luar RS Darurat Wisma Atlet, Jakarta, Selasa (22/6/2021). Bertepatan dengan HUT ke-494 DKI Jakarta, ada peningkatan kasus COVID-19 yang sudah memasuki fase kritis. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Tenaga kesehatan di puskesmas Kota Depok mulai kewalahan dalam menangani pasien non COVID-19 maupun COVID-19. Akibatnya, beban kerja yang bertambah, membuat tenaga kesehatan di puskesmas kondisi kesehatannya menurun dan rentan terpapar COVID-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita mengatakan, tenaga kesehatan Puskesmas di Kota Depok tidak terlalu banyak dibandingkan tenaga kesehatan rumah sakit. Apalagi situasi COVID-19 di Kota Depok membuat sejumlah tenaga puskesmas terpapar COVID-19.

"Puskesmas kan memang tenaganya tidak banyak dan juga banyak yang kena, terpapar, kan mereka manusia juga, bisa terpapar juga," ujar Novarita, Jumat (25/6/2021).

Novarita menjelaskan, apabila tenaga kesehatan Puskesmas tertular COVID-19, otomatis terjadi penurangan tenaga kesehatan Puskesmas dalam melaksanakan tugas. Padahal, kata dia, puskesmas di Kota Depok bukan hanya menangangi pasien non COVID-19, namun ikut melakukan pengawasan kepada warga yang melakukan isolasi mandiri di rumah.

"Sedangkan tugasnya semakin meningkat. Jadi memang agak keteteran," terang Novarita.

Novarita mengungkapkan, untuk sistem kerja tenaga kesehatan puskesmas telah dibagi sesuai pembagian di Puskesmas. Saat ini 38 puskesmas di Kota Depok harus memberikan pelayanan seperti Poli Infeksius, Non Infeksius, melakukan vaksinasi, pemeriksaan antigen, pengambilan swab. Selain itu, tenaga kesehatan melakukan kegiatan program baik program KIPI hingga HIV.

"Semuanya kan jalan kalau di puskesmas hingga melakukan pemeriksaan ibu hamil," ucap Novarita.

Selain itu, lanjut Novarita, tidak sedikit masyarakat yang menuntut kinerja cepat petugas kesehatan ditengah padatnya penanganan puskesmas. Contohnya, warga yang dinyatakan positif langsung memberikan laporan dan meminta petugas kesehatan mendatangi mereka untuk melakukan penanganan.

"Banyak sih keluhan dari masyarakat. Bu, kok ga respon, responnya lambat. Ya mereka kan ga melihat, mereka melihat dari sisi mereka saja," keluh Novarita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Ingatkan Patuhi Prokes

Novarita menuturkan, meningkatnya COVID-19 menyebabkan banyak petugas puskesmas yang melakukan pemantauan. Dikarenakan banyak warga yang terpapar tenaga puskesmas harus pintar membagi waktu dan pola kerja untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

"Mereka kan memantaunya bisa 24 jam, jadi mungkin dibagi-bagi," ucap Novarita.

Novarita berharap, masyarakat Kota Depok untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Menurutnya, apabila banyak masyarakat yang abai dengan protokol kesehatan, akan banyak masyarakat yang terpapar COVID-19. Hal itu mengakibatkan beban tenaga kesehatan di Kota Depok mengalami peningkatan, apalagi BOR rumah sakit di Kota Depok.

"Kami harap masyarakat untuk tetap patuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19," pungkas Novarita. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya