Liputan6.com, Jakarta Presiden Keluarga Alumni (KA) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Fahri Hamzah mengatakan, jika bangsa Indonesia harus berterimakasih kepada generasi Bung Karno yang bisa merangkum kerumitan bangsa Indonesia.
Hal ini ia sampaikan dalam kegiatan Kongres Nasional II KA KAMMI dengan tema 'Tantangan dan Masa Depan Indonesia Kepemimpinan, Pembangunan dan Keadilan'.
Baca Juga
"Tetapi tugas generasi Bung Karno di Indonesia ya, luar biasa. Karena justru perdebatan kebangsaan kita itu berakhir dengan menyatunya narasi kebangsaan kita secara solid yaitu dalam Pancasila," kata Fahri Hamzah, Sabtu (28/8/2021).
Advertisement
"Itulah sebabnya ketika ada konflik, kita selalu kembali pada narasi besar itu, maka kita berterimakasih kepada generasi Bung Karno ya, para Founding Fathers bangsa Indonesia yang telah bisa merangkum kerumitan bangsa Indonesia dalam satu narasi yang luar biasa yang bertahan sampai sekarang," sambungnya.
Oleh karena itu, ia ingin agar bangsa Indonesia saat ini yang menjadi generasi baru harus bisa memperkuat itu.
"Itulah sebabnya kita juga sebagai generasi baru harus memperkuat itu, karena ini nanti menjadi tantangan masa depan yang akan saya ceritakan kemudian, itu yang pertama," ujarnya.
Selain berterima kasih kepada Bung Karno, ia ingin agar bangsa Indonesia juga berterima kasih kepada generasi Presiden Kedua Indonesia Soeharto.
"Saya ingin mengatakan, kita berterima kasih kepada generasinya Pak Harto. Karena kita punya kritik kepada Orde Baru sebesar apa pun, tetapi organisasi negara itu dibikin lengkap dan sempurna pada zaman kepemimpinan generasinya Pak Harto," ungkapnya.
"Generasi masa lalu selalu punya tugas yang harus kita berucap terima kasih kepadanya, itu lah yang saya ingin kita berterima kasih kepada generasi Pak Harto," imbuhnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua
Kepemimpinan Menjadi Tantangan ke Depan
Ia menyebut, pada generasi Soeharto tersebut dapat menciptakan sebuah Pemilihan Umum (Pemilu) yang meskipun dianggap curang.
"Menciptakan organisasi parlemen, meskipun dianggap tidak berfungsi, datang duduk diam dan sebagainya. Membangun institusi militer, membangun BUMN, membangun sektor-sektor dalam kehidupan kebangsaan kita dan kenegaraan kita yang relatif sampai hari ini masih ada dan masih solid," sebutnya.
"Ada negara yang institusinya tidak dibangun, ketika otoriterianisme ini menguat, sang diktator atau otoriter negara tidak penting atau struktur negara tidak penting. Karena yang penting adalah dia yang satu-satunya di situ," imbuhnya.
Ia pun kembali mengucap rasa terimakasih kepada generasi Soeharto. Karena, institusi negara hadir serta cikal bakal dari demokrasi negara juga hadir.
"Jadi generasi pertama itu membangun narasi, generasi kedua dalam tugas ini membangun institusi dan tantangan generasi berikutnya seperti apa yang dikatakan tadi adalah bagaimana kita menciptakan regenerasi dan kepemimpinan yang secara terus menerus bisa memperkuat narasi kebangsaan pada saat yang bersamaan dan juga kapasitas dari institusi negara, itu tantangan masa depan," jelasnya.
"Wajar kalau kita katakan tantangan masa depan yang pertama adalah kepemimpinan, selain nanti kepemimpinan yang menciptakan kesejahteraan dan keadilan tentunya. Menciptakan sumber daya pembangunan ekonomi dan juga pemerataan," tutupnnya.
Advertisement