Kemenag Sebut Perlu Kombinasi Sains dan Agama dalam Mengatasi Covid-19

Saat ini masih muncul polarisasi masyarakat dalam menyikapi COVID-19.

oleh Muhammad Ali diperbarui 07 Sep 2021, 18:44 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2021, 18:44 WIB
Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)
Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama menyatakan dalam upaya mengatasi pandemi COVID-19 diperlukan kombinasi sains atau ilmu pengetahuan dan agama, terlebih di Indonesia muncul pro-kontra di tengah-tengah masyarakat dalam menyikapi virus berbahaya tersebut.

"Kita sedang dihadapkan pada sebuah tantangan teologis intelektual, bagaimana agamawan dan scientist perlu berkolaborasi memberikan jawaban yang meyakinkan dalam melihat fenomena COVID-19 berdasarkan pemikiran yang reflektif kritis berdasarkan keilmuan masing-masing," ujar Sekretaris Jenderal Kemenag Nizar Ali dalam Dialog Virtual Lintas Agama yang dipantau dari Jakarta, Selasa (2/9/2021).

Ia mencontohkan saat ini masih muncul polarisasi masyarakat dalam menyikapi COVID-19. Sebagian masyarakat menanggapi COVID-19 secara fatalis, artinya mereka hanya menyerahkan hidupnya pada nasib saja tanpa ada upaya untuk melindungi diri.

"Sebagian lainnya menyikapi berdasarkan ilmu pengetahuan dan menyerahkan sepenuhnya pada tenaga kesehatan tanpa diimbangi dengan keyakinan pada agama," katanya yang dikutip dari Antara.

Di satu sisi ada ketidakpatuhan bagian masyarakat menerapkan prokes dengan dalih agama dan ada yang ekstrem meyakini bahwa persoalan COVID-19 murni urusan kedokteran atau sains saja.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua

Dua Faktor Saling Terkait

Ilustrasi virus Corona, COVID-19
Ilustrasi virus Corona, COVID-19. (Photo by Martin Sanchez on Unsplash)

Sebagai umat beragama, kata dia, interpretasi ajaran keagamaan perlu mengombinasikan antara sikap teologi dan rasional. Iman harus menguatkan aspek spiritual sedangkan sains membantu penyelesaian praktis.

"Di sini, sains dipahami sebagai ikhtiar manusia sebagai kehendak Ilahi. Atas dasar itu, kami mengapresiasi sejumlah organisasi keagamaan yang telah merespons fenomena COVID-19 dengan menerbitkan fatwa dan surat edaran yang tentu sangat relevan dalam konteks pencegahan penyebaran COVID-19," ujarnya.

Di samping itu, ia mengajak agar antarumat beragama saling menguatkan dan bersolidaritas, sebab tak sedikit masyarakat terdampak pandemi COVID-19 baik di sisi kesehatan maupun ekonomi. Seluruh elemen masyarakat harus berpegangan tangan dalam mengakhiri krisis yang telah berlangsung satu tahun lebih ini.

"Selain pentingnya literasi agama dan sains yang tepat ada beberapa hal penting lainnya yang diperlukan dalam menghadapi pandemi ini yaitu peningkatan solidaritas dan sosial," katanya.

Infografis Beda Bahaya Covid-19 Varian Delta dengan Delta Plus
Infografis Beda Bahaya Covid-19 Varian Delta dengan Delta Plus (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya