Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut industri kesehatan menjadi salah satu sektor prioritas investasi. Sebab tren kesehatan global ditengah kondisi pandemi Covid-19 akan memicu pertumbuhan industri perawatan kesehatan.
Luhut mengatakan, Indonesia perlu mengurangi ketergantungan impor di bidang kesehatan.
Baca Juga
"Belajar dari pengalaman penanganan pandemi Covid-19, Indonesia perlu mengurangi ketergantungan pada impor," kata Luhut dalam Health Business Gathering 2021, di Bali, Jumat (3/12/2021).
Advertisement
Pemerintah, kata Luhut membuka peluang untuk investasi di bidang kesehatan lantaran tidak ingin terus tergantung dari produk impor.
Menurut Luhut, dengan dukungan untuk pengembangan industri kesehatan, dia yakin bahwa ragam ekspor akan meningkat dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.
Luhut memaparkan bahwa defisit perdagangan alat kesehatan Indonesia terus meningkat dengan defisit perdagangan yang naik hampir 4 kali lipat dari 161 juta dolar AS pada tahun 2013 menjadi 531 juta dolar AS pada tahun 2020.
Meningkatnya defisit perdagangan disebabkan impor alat kesehatan yang terus meningkat sejak tahun 2015. Selama dua tahun terakhir impor tumbuh dua digit lebih dari 10 persen dan mencapai 703 juta dolar AS pada tahun 2020.
Â
Â
Andalkan Produk Impor
Sementara itu, pertumbuhan ekspor terbatas, hanya sekitar 3-5 persen dalam tiga tahun terakhir dan hanya mencapai 171 juta dolar AS pada tahun 2020.
"Indonesia mengandalkan produk impor sebagian besar untuk alat kesehatan kompleks, sedangkan produk ekspor sangat terbatas. Kita punya segalanya di negara ini. Tapi, hampir seluruh impor alat kesehatan Indonesia terus meningkat, dengan urutan dari tertinggi adalah Electrodiagnosis Devices (87 juta dolar AS), Ultrasonic Scanning Devices (70 juta dolar AS), dan Needles, catheters, cannula & more (43 juta dolar AS)," jelasnya.
Advertisement