Ampuh sebagai Booster, Vaksin Zivifax diklaim Lebih Efektif Beri Perlindungan dari Omicron

Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek yang diberikan booster secara heterolog menggunakan vaksin Zifivax memiliki tingkat neutralizing antibody terhadap original wuhan strain sebesar 1,6 kali lebih tinggi bahkan terhadap varian Delta dan varian Beta.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Des 2021, 15:16 WIB
Diterbitkan 21 Des 2021, 11:54 WIB
Vaksin Covid 19 Zifivax. (Dok PT. Biotis Pharmaceutical Indonesia (Biotis))
Vaksin Covid 19 Zifivax. (Dok PT. Biotis Pharmaceutical Indonesia (Biotis))

Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan Vaksin Sub Unit Rekombinan Zifivax sebagai booster mampu meningkatkan neutralizing antibody jauh lebih tinggi dibandingkan subjek yang divaksinasi dengan Vaksin Inactivated sebagai booster.

Pernyataan tersebut merupakan hasil dari penelitian independent yang dilakukan di National Center For Infectious Diseases, Beijing Ditan Hospital, Capital Medical University Beijing.

"Dalam penelitian itu, sebanyak 163 tenaga medis yang telah divaksinasi dengan 2 dosis Inactivated SARS-COV-2 vaccine 4-8 bulan yang lalu diberikan vaksinasi booster berupa vaksin placebo, inactivated dan Sub Unit Rekombinan (Zifivax) kemudian dibandingkan hasilnya dan juga keamanannya" terang Direktur Pemasaran dan Kemitraan PT JBio DR dr Chairuddin Yunus MKes, kepada wartawan, Selasa (21/12/2021). 

Dia mengungkapkan, penelitian bersifat independen dilakukan secara heterorolog dan homolog. Dia menjelaskan vaksinasi booster Heterolog adalah orang yang memakai platform vaksin berbeda untuk booster, sedangkan homolog adalah orang yang memakai platform vaksin yang sama untuk booster.

Hasil penelitian, lanjut Chairuddin, menunjukkan bahwa subjek yang diberikan booster secara heterolog menggunakan vaksin Zifivax memiliki tingkat neutralizing antibody terhadap original wuhan strain sebesar 1,6 kali lebih tinggi, bahkan terhadap varian Delta dan varian Beta jauh lebih tinggi lagi yaitu sebesar 2,4 kali lipat.

Hasil ini merupakan hasil perbandingan pemberian booster secara heterolog terhadap pemberian booster secara homolog.

"Kesimpulannya, penggunaan vaksin Subunit Rekombinan sebagai booster menunjukkan tingkat neutralizing antibody yang jauh lebih tinggi dibandingkan subjek yang divaksinasi dengan Vaksin Inactivated sebagai booster pada semua jenis variant of concern (VOC) SARS-COV-2," jelasnya.

Dokter Chairuddin mengungkapkan, Zifivax merupakan vaksin yang suci dan halal sesuai dengan Fatwa MUI Nomor 53 Tahun 2021 sehingga sangat cocok dengan indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Zifivax juga vaksin dengan platform rekombinan protein sub-unit yang telah memperoleh emergency use authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (Badan POM) pada 7 Oktober 2021 dan kedepannya akan diproduksi di dalam negeri. 

"Selain hasil penelitian booster yang sangat memuaskan, Zifivax juga memiliki efektivitas perlindungan yang baik terhadap varian Omicron," kata dia.

Lebih Efektif Tangkal Omicron

Disebutkan dr Chairuddin, Institute of Microbiology of the Chinese Academy of Sciences (IMCAS) yang merupakan lembaga penelitian mikrobiologi terbesar di Tiongkok, telah mengorganisir dan melakukan pengujian terhadap serum darah subyek yang telah mendapatkan dosis lengkap vaksin Zifivax. Serum darah subyek kemudian diuji terhadap pseudovirus Corona Varian Omicron.

"Hasil penelitian yang dilakukan IMCAS menunjukkan 78% (25/32) serum subyek memiliki neutralizing antibody terhadap pseudovirus Omicron. Adapun titer neutralizing antibody terhadap pesudovirus omicron dan hanya menurun sedikit dibandingkan dengan neutralizing antibody terhadap original wuhan strain," ungkap dokter Chairuddin.

Zifivax dikembangkan Anhui Zhifei Longcom dan di Indonesia akan diproduksi PT Jakarta Biopharmaceutical Industry (JBio).

Pada penelitian terbaru, yakni uji klinis Fase III yang melibatkan 29.000 orang subyek, Zifivax menunjukkan efikasi yang baik terhadap Virus SARS CoV-2 varian Alfa (92,93%), Gamma (100%), Delta (77,47%), dan Kappa (90,0%). Efikasi vaksin mencapai 81,71% setelah mendapatkan vaksinasi lengkap.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya