3 Klaster Ini Jadi Pemicu Kasus Aktif Covid-19 di Depok Naik

Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok telah melakukan penelusuran dan menemukan, ternyata, peningkatan kasus tersebut berasal dari tiga klaster.

oleh Dicky Agung Prihanto diperbarui 21 Jan 2022, 15:53 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2022, 15:53 WIB
Melihat Posko COVID-19 Dinas Kesehatan DKI Jakarta
Petugas melewati layar pemantau yang menunjukan penyebaran virus corona (COVID-19) di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (9/3/2020). Dari 3.580 orang yang menghubungi Posko COVID-19 DKI Jakarta, ada 64 kasus kategori Orang Dalam Pantauan dan 56 Pasien Dalam Pengawasan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Kasus aktif Covid-19 di Kota Depok mengalami peningkatan dalam sepekan terakhir. Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok telah melakukan penelusuran dan menemukan, ternyata, peningkatan kasus tersebut berasal dari tiga klaster.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana mengatakan, penambahan kasus aktif mencapai 102 kasus pada Kamis (20/1/2022). Dia pun menjelaskan soal ketiga klaster yang mendominasi peningkatan kasus aktif di Depok.

"Ada tiga klaster yang menjadi pemicu kenaikan kasus aktif yang kemarin kasus aktif mencapai 102 kasus berasal dari klaster keluarga, sekolah, dan perkantoran," ujar Dadang, saat dihubungi Liputan6.com, Depok, Jumat (21/1/2022).

Berdasarkan data satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, pada Kamis (20/1/2022), kasus aktif mencapai 443 kasus atau ada kenaikan 102 kasus. Untuk kasus kesembuhan bertambah tiga kasus menjadi 103.724 kasus, dan kasus meninggal tetap berada pada 2.172 kasus.

Untuk kasus suspek aktif terjadi peningkatan sebanyak satu kasus yang kini menjadi 10 kasus. Sedangkan pada kasus kontak erat aktif terjadi penambahan sebanyak tujuh kasus atau menjadi 24 kasus.

"Bukan hanya di Kota Depok terjadi peningkatan kasus namun wilayah Jabodetabek atau Aglomerasi terjadi peningkatan kasus," kata Dadang.

Dadang menuturkan, Satgas Penanganan Covid-19 belum dapat memastikan jenis varian Covid-19 di wilayah Kota Depok. Hal itu dikarenakan pemeriksaan varian Covid-19, merupakan kewenangan Pemerintah Pusat.

“Kota Depok belum ada pemeriksaan varian baik Delta maupun Omicron, jadi sampel dikirim dan pengumumannya sendiri dari Kemenkes atau Provinsi,” tutur Dadang.

 

Perlu Jadi Perhatian

 

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Mary Liziawati, mengatakan lonjakan kasus aktif Covid-19 ini perlu menjadi perhatian seluruh pihak. Dia meminta masyarakat tidak abai menerapkan protokol kesehatan.

"Kemarin berdasarkan catatan kasus aktif mengalami peningkatan sebanyak 74 kasus dan sebelumnya 49 kasus," ujar Mary saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (20/1/2022).

Berdasarkan data pada Rabu kemarin, kasus Covid-19 ada sebanyak 341 kasus, kasus kesembuhan 103.731 orang, dan meninggal dunia 2.172 kasus. Untuk total keseluruhan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 106.234 kasus.

"Penularan ini sangat cepat. Apabila kontak erat sangat berisiko tertular, mungkin ada yang terkena di jalan, kemudian menularkan ke keluarganya," kata Mary.

Mary menjelaskan, meningkatnya Covid-19 di Kota Depok masih ditelusuri Dinas Kesehatan Kota Depok maupun Satgas Penanganan Covid-19. Dia mengatakan, sulit untuk memastikan sumber penularannya.

"Namun, masih sulit untuk memastikan sumbernya dari mana, kecuali yang sudah ditetapkan satu keluarga itu terkena semua," Jelas Mary.

Mary meminta, untuk mencegah meningkatnya Covid-19 di Kota Depok perlu kesadaran masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, Dinas Kesehatan Kota Depok tetap melakukan tracing, treatment, dan testing. Apabila masyarakat atau salah satu anggota keluarga mengalami gejala Covid-19, dapat segera melaporkan untuk melakukan penanganan.

"Kami juga terus mengejar capaian vaksinasi kepada masyarakat, baik dosis kedua maupun persiapan dosis ketiga sambil menunggu kiriman vaksin," ucap Mary. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya