Gempa Lokal Picu Peningkatan Aktifitas Gunung Anak Krakatau

Gempa lokal menyebabkan peningkatan aktifitas vulkanik di Gunung Anak Krakatau, yang berada di Selat Sunda. Meningkatnya aktifitas itu sudah terjadi sejak Kamis pagi, 3 Februari 2022.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 03 Feb 2022, 20:46 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2022, 20:46 WIB
Begini Penampakan Erupsi Gunung Anak Krakatau
Aktivitas Gunung Anak Krakatau dari udara yang terus mengalami erupsi, Minggu (23/12). Dari ketinggian Gunung Anak Krakatau terus mengalami erupsi dengan mengeluarkan kolom abu tebal. (Liputan6.com/Pool/Susi Air)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa lokal menyebabkan peningkatan aktifitas vulkanik di Gunung Anak Krakatau, yang berada di Selat Sunda. Meningkatnya aktifitas itu sudah terjadi sejak Kamis pagi, 3 Februari 2022.

Meski aktifitas vulkaniknya meningkat, status Gunung Anak Krakatau masih level 2 sejak tahun 2019 silam. Masyarakat dilarang beraktifitas di dekat GAK dalam radius 2 kilometer (km).

"Kemungkinan besar efek dari adanya kemarin ada gempa tektonik lokal di sekitar GAK, sehingga meningkatkan aktifitas," kata Deny Mardiono, petugas Pos Pantau GAK, melalui selulernya, Kamis (3/2/2022).

Kekuatan gempa lokal yang terjadi ditubuh Gunung Anak Krakatauhingga radius 10 km dari gunung berapi itu tidak bisa dideteksi oleh petugas pos pantau Anak Krakatau di Pasauran, Kabupaten Serang, Banten.

"Kalau radiusnya mungkin seputaran Krakatau aja, mungkin bisa di Gunung Anak Krakatau nya sendiri, diluar Krakatau nya juga. Mungkin jarak antara 2-10 km lah. Gempa lokal yang bisa memicu aktifitas Anak Krakatau," terangnya.

Aktifitas Gunung Anak Krakatau yang meningkat sudah dilaporkan ke PVMBG, kemudian diunggah ke situs maupun aplikasi resmi, sebagai peringatan dini bagi masyarakat.

 


Minta Masyarakat Tak Panik

Masyarakat diminta tetap waspada, tidak panik dan jangan termakan informasi yang tidak jelas asal usulnya.

"Kita sudah melaporkan sesuai kejadian di pos pengamatan ini ke Bandung, di Bandung sudah menanggapinya, asapnya menerus, karena untuk warning sistem, untuk peringatan dini ke masyarakat sehingga di masukkan ke magma. Sampai saat ini belum terekam gempa letusan atau erupsi," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan Gunung Anak Krakatau mengeluarkan asap setinggi 200 meter, mengarah ke Pulau Jawa. Semburan asap pekat itu terjadi Kamis sore, 3 Februari 2022.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya