Anies Unggul di Survei Capres, Pengamat: Bisa Jadi Modal Dasar Berlaga di Pilpres 2024

Hendri menekankan bahwa hasil survei Populi Center itu bisa menjadi modal dasar bagi Anies untuk berkontestasi di Pilpres 2024.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Feb 2022, 11:49 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2022, 09:07 WIB
Anies Baswedan
Gubernur DKI Anies Baswedan melepas petugas haji DKI Jakarta. (Liputan6.com/Nabila)

Liputan6.com, Jakarta Hasil survei publik Populi Center yang dirilis 9 Februari 2022 menunjukkan keunggulan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, terkait popularitas, tingkat disukai dan elektabilitas sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. 

Pada hasil survei terhadap publik DKI Jakarta itu, Anies mengantongi elektabilitas tertinggi sebagai calon presiden dari sejumlah simulasi terhadap 10 tokoh, 3 tokoh dan 2 tokoh, mengungguli Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menparekraf Sandiaga Uno dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Selain itu, hasil survei juga menunjukkan Anies memiliki kans yang tinggi jika misalnya tetap berlaga di pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2024.

Terkait hasil survei itu, pengamat politik sekaligus dosen komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menyebutnya sebagai hal yang wajar karena penilaiannya berbasis kinerja dan gaya kepemimpinan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta.

“Hasilnya tidak mengagetkan karena Pak Anies melakukan banyak terobosan dan pembangunan yang fenomenal di Jakarta, misalnya sejumlah jembatan penyeberangan (JPO) dan juga Stadion Internasional (Jakarta International Stadium). Apalagi beberapa pembangunan yang terlaksana itu berlangsung adem ayem tanpa gesekan dengan masyarakat dan juga mendapatkan dukungan dari Pemerintah Pusat,” kata Hendri saat dikonfirmasi Kamis (10/2/2022).

Hendri juga menekankan bahwa hasil survei Populi Center itu bisa menjadi modal dasar bagi Anies untuk berkontestasi di Pilpres 2024.

“Hasil positif survei itu bisa jadi modal dasar bagi Pak Anies untuk melakukan komunikasi politik kepada rakyat Indonesia, sehingga bisa mendapatkan tiket dari partai politik untuk berlaga di Pilpres 2024,” ungkap Hendri.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tak Ramah dengan Petahana

Karena, sambungnya, tidak ada ruginya maju berkompetisi di Pilpres 2024. Sebab berdasarkan agenda KPU, seseorang bisa saja maju di pilpres dan juga pilgub.

"Berlaga di Pilpres 2024 itu kan tidak ada ruginya. Karena kalau menurut agenda dari KPU kan, maju Pilpres apapun hasilnya tetap saja bisa maju di pilkada gubernur. Jadi usai kepemimpinan Oktober 2022 nanti, menurut saya mulai saja bersiap menuju pilpres 2024 sekaligus bersiap diri untuk melanjutkan kepemimpinan di Jakarta,” ungkap Hendri.

Meski demikian, lanjut Hendri, Anies tidak boleh terlena dengan hasil survei itu, karena menurutnya warga Jakarta tidak pernah ramah dengan calon petahana.

"Aslinya, warga Jakarta itu tidak pernah ramah dengan petahana. Terbukti sejak pemilihan langsung gubernur dilakukan di Jakarta, belum ada petahana yang sukses dua periode. Jadi walaupun hasilnya bagus, tidak boleh lengah,”  pungkas Hendri.


Survei Populi Center

Ridwan Kamil, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo
Ridwan Kamil, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo saat ngopi bareng (Dok. Instagram/@ridwankamil/https://www.instagram.com/p/BpzBgOTnmVz/Komarudin)

Anies Baswedan memiliki elektabilitas yang tinggi sebagai calon presiden pilihan warga Jakarta. Populi Center melakukan survei terhadap 10 calon presiden di Pilpres 2024, hasilnya Anies Baswedan mendapat elektabilitas 34,8 persen.

Kemudian, posisi kedua ditempati oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan elektabilitas 18,2 persen. Sementara Ketua Umum Gerindra dan Menhan Prabowo Subianto berada di posisi ketiga dengan elektabilitas 14 persen.

Selanjutnya muncul nama politikus Gerindra dan Menparekraf Sandiaga Uno dengan elektabilitas 6,7 persen. Diikuti oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 6,2 persen.

Sementara Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono berada di posisi keenam dengan elektabilitas 4,3 persen. Muncul juga nama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan elektabilitas 4,2 persen.

Kemudian ada nama Erick Thohir dengan elektabilitas 3,7 persen. Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto berada di posisi bawah dengan angka elektabilitas 1,5 persen. Ketua DPR dan politikus PDIP Puan Maharani memiliki elektabilitas 0,5 persen.

Responden yang belum memutuskan sebanyak 5 persen dan menolak menjawab 1 persen.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya