BNPB Sebut Peningkatan Kasus Covid-19 Mulai Dirasakan di Daerah Luar Jakarta

Dia mengatakan kenaikan kasus COVID-19 di berbagai daerah itu sudah melampaui angka pada saat terjadi gelombang varian Delta.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Feb 2022, 03:25 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2022, 03:25 WIB
Ruang Isolasi Covid-19 di RS Undata Palu
Ruang Isolasi Covid-19 di RS Undata Palu. (Foto: Heri Susanto/ Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyebutkan peningkatan kasus COVID-19 akibat Omicron kini mulai dirasakan di daerah selain DKI Jakarta.

Menurut Suharyanto, peningkatan COVID-19 kini dirasakan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan provinsi di luar Jawa. Sementara daerah yang merupakan episentrum penyebaran Omicron seperti DKI Jakarta, Banten dan Bali justru mengalami penurunan. 

"Memang seperti itulah varian Omicron ini, tidak terlalu fatal akibatnya tetapi cepat sekali penularannya," kata Suharyanto di Balai Kota Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu, (19/2/2022).

Dia mengatakan kenaikan kasus COVID-19 di berbagai daerah itu sudah melampaui angka pada saat terjadi gelombang varian Delta. 

Meski begitu, kenaikan kasus itu tidak menimbulkan banyaknya kasus kematian seperti saat lonjakan varian Delta. Menurutnya, saat lonjakan kasus varian Delta, kasus kematian dalam satu hari mencapai 2.000 orang.

"Saat Delta itu kasus konfirmasinya 56 ribu per hari dan yang meninggal 2.000 lebih, tapi sekarang kasus konfirmasi nasional 64 ribu, tertinggi, yang meninggal di bawah 250 orang," kata dia seperti dikutip dari Antara.

"Artinya memang dari segi kefatalan, virus varian Omicron ini tidak sebesar Delta, tapi banyak juga yang meninggal," tambahnya.

Pasien yang Belum Divaksin

Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona di Ruang ICU RS Wuhan
Han Yi, petugas medis dari Provinsi Jiangsu, bekerja di bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Berdasarkan hasil evaluasi, pasien yang meninggal dunia adalah mereka yang belum divaksin serta sudah lanjut usia dan memiliki penyakit penyerta.

"Yang utama adalah penegakan protokol kesehatan, itu harga mati. Jadi supaya kita bisa melindungi diri sendiri, keluarga dan masyarakat secara umum," kata Suharyanto.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya