Kemenkes Buka Kemungkinan Indonesia Lakukan Vaksin Covid-19 Keempat

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan adanya peluang untuk Indonesia melakukan vaksin Covid-19 keempat kepada masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Feb 2022, 19:30 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2022, 14:01 WIB
FOTO: Vaksinasi COVID-19 Massal Digelar di DKI Jakarta
Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada tenaga kesehatan saat vaksinasi massal di Poltekkes Kemenkes Jakarta 1, Pondok Labu, Jakarta, Minggu (31/1/2021). Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menargetkan vaksinasi 1.000 peserta setiap lokasi penyuntikan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan adanya peluang untuk Indonesia melakukan vaksin Covid-19 keempat kepada masyarakat.

"Kalau nanti diperlukan dengan studi yang terus kita evaluasi ternyata kita butuh booster keempat, bukan tidak mungkin booster keempat itu perlu dilakukan," ungkap Wamenkes Dante saat mengisi acara Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan, Rabu (23/2/2022).

Menurut Dante, Kementerian Kesehatan sekarang masih fokus pelaksanaan vaksinasi Covid-19 primer dosis satu dan dua serta booster atau vaksin ketiga. Untuk vaksinasi primer di Indonesia, Kemenkes menargetkan rampung pada Juni 2022.

Apabila semua sesuai target, baru Kemenkes melakukan evaluasi dengan uji lidik epidemiologi untuk mengukur seberapa penting vaksinasi booster keempat diperlukan guna meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat tanah air.

"Bukan tidak mungkin booster keempat itu diperlukan. Tapi bukan sekarang waktunya untuk melakukan booster keempat," bebernya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Untuk Nakes

Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Liputan6.com)

Di tempat terpisah, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi, menyebut bahwa pihaknya mengkaji rencana pemberian vaksinasi keempat kepada tenaga kesehatan.

Hal tersebut dikarenakan tenaga kesehatan dinilai sangat berisiko terjangkit, karena berhadapan langsung dengan pasien-pasien Covid-19. "Iya untuk nakes ya," ujar Siti Nadia.

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya