Perkuat Ketahanan Pangan, BMKG Gencar Edukasi Petani Lewat SLI

Strategi ini dilakukan sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus mengantisipasi dampak perubahan iklim.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jul 2022, 11:53 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2022, 08:12 WIB
dwikorita
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam acara SLI Operasional di Dusun Marongan, Desa Sukomakmur, Kecamatan Kajoran, Magelang, Jawa Tengah, Senin (11/7/2022). (Ist)

Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus menggencarkan edukasi bagi para petani lewat program Sekolah Lapang Iklim. Strategi ini dilakukan sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus mengantisipasi dampak perubahan iklim.

“SLI menjadi salah satu bentuk komitmen BMKG untuk turut berperan memperkuat ketahanan pangan nasional dan mewujudkan kedaulatan pangan, kesejahteraan petani dan juga nelayan," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam acara SLI Operasional di Dusun Marongan, Desa Sukomakmur, Kecamatan Kajoran, Magelang, Jawa Tengah, Senin (11/7/2022).

Dwikorita Karnawati menyebut bahwa petani menjadi kelompok paling rentan terdampak perubahan iklim. Kejadian iklim ekstrem akan menyebabkan kegagalan panen dan tanam, yang berujung pada penurunan produktivitas dan produksi akibat banjir dan kekeringan, peningkatan suhu udara, dan intensitas serangan hama.

Ketika petani mengalami gagal panen, sambung dia, mereka akan mengalami kerugian yang besar. Tidak hanya berdampak terhadap individu petani tersebut, tapi juga produktivitas pertanian Indonesia secara keseluruhan. Jika gagal panen terus berlanjut, maka otomatis ketahanan pangan nasional pun akan terancam.

"Secara sederhana, berkurangnya produksi akan mengakibatkan harga pangan menjadi lebih mahal. Kenaikan harga dapat berdampak pada akses, keterjangkauan dan pemanfaatan pangan,” paparnya.

Dukungan untuk Sektor Pertanian

Sekolah Lapang Iklim atau SLI merupakan salah satu bentuk dukungan BMKG pada sektor pertanian. Tujuan utamanya adalah meningkatkan wawasan petani tentang informasi iklim dan cuaca BMKG dan menggunakan informasi tersebut untuk kegiatan pertanian.

Sebagaimana dipahami, keberhasilan pertanian dipengaruhi beberapa faktor antara lain seperti bibit yang digunakan, sistem pengolahan tanah dan sistem pengairan serta kondisi iklim.

Iklim sendiri memengaruhi sebaran tanaman sehingga beberapa klasifikasi iklim yang ada didasarkan pada dunia tumbuh-tumbuhan. Misalnya kopi hanya tumbuh pada daerah yang dingin dan padi memberikan hasil maksimal pada daerah yang paparan sinar mataharinya tinggi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya