Jokowi Ingatkan Perubahan Iklim Dapat Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Jokowi meminta agar masyarakat memperhatikan informasi cuaca dan perubahan iklim yang diterbitkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan instansi terkait lainnya.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 30 Mar 2022, 13:16 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2022, 13:15 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) . (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan bahwa perubahan iklim dapat mengancam ketahanan pangan Indonesia. Dia menyebut posisi Indonesia sebagai negara kepulauan dan agraris, sangat tidak diuntungkan dengan fenomena perubahan iklim.

"Frekuensi, intensitas dan durasi bencana geohidrometeorologi akan makin meningkat. Daya adaptabilitas tanaman dan produktivitas tanaman semakin menurun dan ini mengancam ketahanan pangan di negara kita," ujar Jokowi dalam Puncak Peringatan Hari Meteorologi Dunia ke-72 Tahun 2022 secara virtual, Rabu (30/3/2022).

Oleh sebab itu, dia meminta agar masyarakat memperhatikan informasi cuaca dan perubahan iklim yang diterbitkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan instansi terkait lainnya. Kemudian, Jokowi meminta agar disiapkan kebijakan untuk mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim.

"Formulasikan kebijakan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan cepat serta siapkan penanganan yang lebih baik untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Minta BMKG Kembangan Sistem Peringatan Dini yang Andal

Waspada Cuaca Ekstrem
Kendaraan melintas saat hujan di Bundaran HI, Jakarta, Senin (1/11/2021). BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir, dan angin kencang untuk berbagai wilayah di Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Di sisi lain, Jokowi meminta BMKG untuk mengembangkan sistem peringatan dini yang handal. Dia menekankan pentingnya data serta informasi meteorologi, klimatologi dan geofisika secara cepat dan akurat untuk menyusun mitigasi yang handal dan terukur.

"Manfaatkan AI (Artificial Intelligence), big data, dan teknologi high performance computing dan lakukan dengan inovasi, teknologi rekayasa sosial dan cara-cara kreatif. (Ini) untuk membangun kesadaran, ketangguhan, partisipasi masyarakat," jelas Jokowi.

Selain itu, dia meminta BMKG melakukan sistem edukasi literasi, dan advokasi kebencanaan yang berkelanjutan. Jokowi ingin kapasitas serta ketangguhan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim terus ditingkatkan.

Hal ini agar masyarakat dapat merespons dengan cepat potensi risiko bencana, khususnya para petani dan nelayan sebagai kelompok rentan dalam dampak perubahan iklim. Menurut dia, para petani dan nelayan harus diberikan pemahaman agar dapat tetap produktif di tengah perubahan iklim.

"Kita tingkatkan pengetahuannya agar memiliki kemampuan adaptasi apda perubahan iklim. Tetap dapat bekerja dengan produktif dan aman untuk jaga ketahanan pangan kita," tutur dia.


Perkuat Kolaborasi

Jokowi juga menyampaikan BMKG memperkuat kolaborasi dengan semua pihak untuk menghadapi dampak perubahan iklim. Mulai dari, kementerian/lembaga, pihak swasta, hingga masyarakat.

"Kolaborasi lintas kementerian dan lembaga, kolaborasi dengan swasta dan sosial dan berbagai elemen bangsa dalam adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim," ucap Jokowi.


Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar?

Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya